Mohon tunggu...
Afin Maula Habib
Afin Maula Habib Mohon Tunggu... Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga NIM 24107030067

Ga begitu suka dengan dunia menulis namun pernah menggeluti reporter di Majalah Madani PPHM Ngunut selama tiga tahun. Ikuti saya dan dapatkan berita-berita dan pembahasan menarik n tops.

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Di Balik Tirai Hiburan: Mengungkap Isu Oriental Circus dan Taman Safari Indonesia

20 April 2025   21:09 Diperbarui: 20 April 2025   21:09 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lebih jauh, kasus ini menunjukkan perlunya regulasi yang lebih ketat di industri hiburan. "Kita tidak bisa membiarkan hiburan menjadi alasan untuk mengorbankan hak asasi manusia," ujar Mugiyanto dalam sebuah wawancara. Ia juga menyoroti pentingnya mekanisme pengawasan yang lebih baik untuk mencegah eksploitasi serupa di masa depan.

Respons Publik dan Media Sosial, Utamanya Tik Tok  


Tik Tok telah menjadi platform utama dalam menyebarkan kesadaran tentang kasus ini. Video pengakuan korban telah ditonton jutaan kali, dengan tagar seperti #JusticeForOCI dan #StopExploitation menjadi viral. Netizen ramai-ramai mengecam tindakan kekerasan yang dialami korban, dengan banyak yang menyerukan boikot terhadap Taman Safari hingga kasus ini diselesaikan.  

Salah satu komentar yang menarik perhatian berbunyi, "Kita tidak bisa diam saja. Mereka butuh keadilan, dan kita harus mendukung mereka!" Komentar ini mencerminkan sentimen publik yang kuat terhadap isu ini.  

Selain itu, media sosial juga menjadi alat untuk menekan pihak berwenang agar bertindak lebih cepat. "Tanpa viral, kasus ini mungkin akan diabaikan," tulis seorang pengguna Twitter. Hal ini menunjukkan bagaimana media sosial telah menjadi kekuatan baru dalam mendorong perubahan sosial.

Harapan ke Depan 


Kasus Oriental Circus dan Taman Safari adalah pengingat bahwa hiburan tidak boleh mengorbankan hak asasi manusia. Di tengah gemerlap panggung, ada individu yang telah kehilangan masa kecil, kebebasan, dan martabat mereka.

Harapan ke depan adalah adanya penyelesaian hukum yang adil bagi para korban, serta regulasi yang lebih ketat untuk mencegah eksploitasi di industri hiburan. Pemerintah, institusi, dan masyarakat harus bekerja sama untuk memastikan bahwa kasus seperti ini tidak terulang lagi.  

Sebagai penutup, mari kita jadikan kasus ini sebagai pelajaran bahwa di balik setiap hiburan yang kita nikmati, ada tanggung jawab moral untuk memastikan bahwa tidak ada yang dirugikan. Karena pada akhirnya, keadilan adalah panggung yang harus kita perjuangkan bersama.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun