Jakarta, 5 Februari 2025 -- Inflasi Indonesia pada Januari 2025 tercatat sebesar 0,76% year-on-year (YoY), angka terendah sejak tahun 2000. Penurunan ini terjadi di tengah upaya pemerintah dan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas harga serta mendorong pertumbuhan ekonomi. Capaian ini menandai keberhasilan kebijakan ekonomi yang lebih terarah dalam menghadapi tantangan global.
Data dan Fakta Terkini
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2024 mencapai 5,03%. Faktor utama yang mendukung pertumbuhan ini adalah peningkatan investasi dan proyek infrastruktur. Selain itu, inflasi inti juga mengalami penurunan menjadi 2,36% YoY pada Januari 2025, yang menunjukkan stabilitas harga di sektor-sektor utama ekonomi.
Penyebab Penurunan Inflasi
Beberapa faktor utama yang menyebabkan inflasi turun secara signifikan antara lain:
Diskon Tarif Listrik dan Transportasi -- Pemerintah memberikan diskon 50% untuk tarif listrik bagi rumah tangga berpenghasilan rendah serta menurunkan tarif angkutan udara, yang berkontribusi dalam menekan harga-harga barang dan jasa.
Subsidi Energi yang Lebih Tepat Sasaran -- Subsidi energi yang sebelumnya bersifat umum kini dialihkan ke bantuan langsung tunai bagi masyarakat yang membutuhkan. Langkah ini mengurangi tekanan harga energi di pasar.
- Baca juga: Kebangkitan Seni Tradisional di Era Digital
Stabilitas Harga Pangan -- Pemerintah menggelar operasi pasar untuk menjaga pasokan bahan pokok tetap stabil, sehingga inflasi sektor pangan dapat ditekan.
Respons Kebijakan Moneter
Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, Bank Indonesia mengambil langkah strategis dengan menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5,75%. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan daya beli masyarakat serta mendorong investasi di sektor riil. Selain itu, stabilitas nilai tukar rupiah juga menjadi perhatian utama guna menjaga kepercayaan pasar terhadap ekonomi nasional.