Mohon tunggu...
Afifah Nurul Fadhila
Afifah Nurul Fadhila Mohon Tunggu... Freelancer - mahasiswa tingkat akhir disalah satu Universitas negeri di Bandung

bahagia yang disalurkan dengan berbagi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Implementasi Papan Perkalian sebagai Upaya Pengenalan Konsep Perkalian pada Siswa Kelas 2 SD

7 Oktober 2021   09:00 Diperbarui: 7 Oktober 2021   10:45 4254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selama kegiatan belajar mengajar menggunakan papan perkalian, peserta didik lebih mudah memahami konsep perkalian. Mereka mau mencoba menghitung dengan soal yang ditentukan oleh guru. Setelah melakukan beberapa kali percobaan menghitung menggunakan papan perkalian, peserta didik diberikan beberapa soal perkalian di papan tulis kemudian dikerjakan di buku tulis masing-masing. Beberapa peserta didik memang belum memahami konsep perkalian dengan baik namun peserta didik lainnya mampu mengerjakan soal dengan baik dan cepat.

Penelitian yang telah dilakukan oleh Hasna (2021) menyebutkan bahwa media papan perkalian layak dan dapat digunakan sebagai pembelajaran kelas 2 materi perkalian, hasil dari uji coba lapangan memberikan pengaruh yang sangat baik terhadap meningkatnya pemahaman siswa terhadap pemahaman konsep perkalian. Papan perkalian ini dapat menjadi salah satu solusi dalam membantu peserta didik belajar perkalian, namun sayangnya papan perkalian ini memiliki beberapa kekurangan seperti memerlukan waktu yang cukup banyak dalam proses pembuatannya, membutuhkan kreativitas yang tinggi serta mengeluarkan modal dalam pembuatannya.

Kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan di Sd Yakeswa kelas dua adalah kegiatan berhitung dan membaca. Selain berhitung dan mengenal konsep dasar perkalian, anak-anak juga diberikan pembekalan pemahaman mengenai pembagian. Karena siswa merasa kesulitan memahami pembagian, maka menggunakan media pembelajaran memakai stik es krim yang dibagi dan berikut adalah salah satu dokumentasi pembelajaran menggunakan media stik es krim.

            Setelah diberikan contoh menggunakan stik es krim, anak lebih mudah memahami konsep pembagian. Semua siswa juga merasa bahwa pembagian lebih mudah daripada perkalian ketika  menggunakan alat bantu seperti stik es krim, penuturan inipun sejalan dengan hasil belajar siswa yang benar semua selama pengerjaan soal. Selain lebih mudah dipahami, guru juga merasa lebih mudah menjelaskannya, dan tidak membutuhkan banyak waktu dalam mendesain media pembelajaran serta tidak membutuhkan modal dalam penggunaanya.

Dokpri
Dokpri

Kegiatan belajar mengajar siswa kelas dua juga mencakup belajar  membaca dan menulis, seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa masih banyak siswa yang belum mampu membaca dengan lancar dan menulis sehingga guru memberikan latihan menulis cerpen yang ada dibuku tema 2.

Hasil dari menulis terlihat bahwa anak jarang melatih menulis karena tulisan yang masih banyak kekurangan huruf, melompat dari satu baris ke baris lainnya, tidak menggunakan tanda baca dan huruf kapital dengan benar dan sebagainya. Melatih menulis ini terus dilakukan setiap hari selepas kegiatan berhitung. Kegiatan membaca juga menggunakan buku tema 2 dan tambahan buku bacaan anak.

Beberapa anak sudah mampu membaca dengan lancar namun sebagiannya belum mampu sehingga membutuhkan bimbingan tambahan dari tenaga pendidik. Kegiatan menulis dan membaca memang membutuhkan media pembelajaran tambahan terutama untuk anak-anak yang memang belum bisa membaca dan menulis, berlatih setiap hari menjadi salah satu upaya yang perlu dilakukan. Memperhatikan satu-satu kebutuhan siswa menjadi kewajiban guru maupun saya selaku mahasiswa yang melakukan kegiatan kkn.

Setelah beberapa kali berlatih, perlahan siswa mampu membaca meski belum lancar sepenuhnya dan tetap membutuhkan bimbingan dalam menyalin tulisan.

Dokpri
Dokpri

Kegiatan belajar mengajar siswa kelas dua juga mencakup belajar  membaca dan menulis, seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa masih banyak siswa yang belum mampu membaca dengan lancar dan menulis sehingga guru memberikan latihan menulis cerpen yang ada dibuku tema 2. Hasil dari menulis terlihat bahwa anak jarang melatih menulis karena tulisan yang masih banyak kekurangan huruf, melompat dari satu baris ke baris lainnya, tidak menggunakan tanda baca dan huruf kapital dengan benar dan sebagainya. Melatih menulis ini terus dilakukan setiap hari selepas kegiatan berhitung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun