Mohon tunggu...
Afifah KhairunisaAziz
Afifah KhairunisaAziz Mohon Tunggu... Mahasiswa UNAIR

Saya adalah pribadi yang suka ketenangan namun terkadang perlu sedikit keramaian untuk menghibur kesepian yang saya alami.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Keluarga Berencana: Antara Solusi dan Masalah bagi Kesehatan Masyarakat

12 September 2025   08:28 Diperbarui: 12 September 2025   08:28 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu upaya yang dicanangkan pemerintah untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk sekaligus meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Sejak pertama kali digagas, program ini tidak pernah lepas dari pro dan kontra. Di sisi lain, KB dianggap sebagai langkah positif karena mampu membantu keluarga dalam mengatur jarak kelahiran sehingga kesejahteraan dan kesehatan anggota keluarga lebih terjaga. Namun, di sisi lain, masih muncul pandangan kritis yang menilai program tersebut berpotensi menimbulkan dampak negatif, baik terhadap kondisi fisik maupun kesehatan mental. Dengan demikian, penting untuk memahami secara komprehensif bagaimana pengaruh KB terhadap kesehatan masyarakat, dengan menimbang manfaat komprehensif bagaimana pengaruh KB terhadap kesehatan masyarakat, dengan menimbang manfaat yang dapat dirasakan sekaligus tantangan yang sedang dihadapi.

Dari sisi positif, program KB terbukti memberikan banyak kontribusi terhadap kesehatan masyarakat. Salah satu dampaknya terlihat pada penurunan angka kematian ibu dan anak. Melalui penggunaan alat kontrasepsi, jarak kelahiran dapat diatur sehingga tubuh ibu memiliki waktu yang cukup untuk memulihkan kondisi fisiknya setelah persalinan. World Health Organization (WHO) juga menegaskan bahwa jarak kelahiran minimal dua tahun mampu menurunkan risiko komplikasi selama kehamilan. Selain itu, KB berperan penting dalam mengurangi angka kehamilan yang tidak diinginkan. Hal ini berdampak pada menurunnya praktik aborsi tidak aman yang berisiko tinggi terhadap keselamaatn ibu. Dari perspektif sosial, KB juga membantu meningkatkan kualitas hidup keluarga, sebab dengan jumlah anak yang lebih sedikit, orang tua dapat lebih fokus dalam memberikan perhatian, gizi, serta pendidikan secara lebih optimal.

            Di balik manfaatnya, program KB juga tidak lepas dari kritik dan kontra. Salah satu yang paling sering sorot adalah efek samping penggunaaan alat kontrasepsi. Misalnya, penggunaan pil KB dapat menyebabkan gangguan hormonal, kenaikan berat badan, atau perubahan siklus menstruasi. Sementara itu, penggunaan kontrasepsi hormonal jangka panjang seperti implan atau suntik terkadang menimbulkan keluhan berupa sakit kepala, perubahan suasana hati, hingga gangguan kesuburan jika tidak diatur dengan tepat. Selain aspek medis, terdapat pula persoalan budaya dan agama. Bagi sebagian masyarakat, KB dianggap tidak sesuai dengan nilai keagamaan tertentu, khususnya terkait larangan membatasi keturunan. Hal ini menimbulkan dilema etika, yaitu bagaimana menyeimbangkan kepentingan kesehatan masyarakat dengan keyakinan yang dianut individu atau kelompok.

            Meskipun program Keluarga Berencana (KB) telah berjalan cukup lama, ketidakmerataan akses terhadap fasilitasnya masih menjadi tantangan besar. Di wilayah perkotaan, masyarakat relatif lebih mudah memperoleh layanan kesehatan reproduksi karena ketersediaan fasilitas medis dan tenaga kesehatan yang memadai. Sebaliknya, di daerah pedesaan maupun wilayah terpencil, banyak keluarga yang belum mendapatkan informasi yang jelas atau pelayanan yang layak terkait KB. Kondisi ini dapat menimbulkan kesenjangan dalam hal kesehatan masyarakat dan jika tidak segera diatasi maka pencapaian tujuan program KB secara nasional, yaitu pemerataan kesehatan dan pengendalian laju pertumbuhan penduduk akan sulit terwujud secara optimal.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dilihat bahwa program KB memiliki dua dampak yang sama pentingnya bagi kesehatan masyarakat. Di satu sisi, KB memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak serta membantu pengendalian pertumbuhan penduduk. Di sisi lain, muncul tantangan berupa kemungkinan efek samping medis, perdebatan nilai budaya dan agama, serta ketidakmerataan akses layanan. Oleh karena itu, dalam pandangan saya program KB tetap perlu dilanjutkan sebagai upaya strategis meningkatkan kesehatan masyarakat. Namun, pemerintah harus memperkuat penyuluhan, meningkatkan penanganan terhadap efek samping, dan memastikan pemerataan layanan agar KB benar-benar menjadi solusi, bukan justru menimbulkan persoalan baru.

KATA KUNCI: Keluarga, Kesehatan, Kontrasepsi, Masyarakat, Program.

DAFTAR PUSTAKA

BKKBN. (2021). Laporan Program Keluarga Berencana Nasional. Jakarta: Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.

Maulida Rahmawati Emha & Liza Novitasari Wijaya, 2024, ‘Kesehatan reproduksi: efek program kelurga berencana (Kb) terhadap wanita usia subur’, Jurnal Kesehatan Madani Medika, 15(1), 116–123.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun