Abstrak
Socrates adalah filsuf Yunani kuno yang memiliki pemikiran cemerlang di bidang pendidikan. Inti filsafat pendidikan Socrates adalah pembentukan warga negara yang bijaksana dan berkarakter, bukan sekadar transfer pengetahuan. Nilai-nilai kunci yang ditekankan antara lain pendidikan karakter, kejujuran intelektual, keadilan, masyarakat rasional dan demokratis, hingga pengembangan individu yang mandiri dan kritis.Â
Kajian ini bertujuan menganalisis relevansi nilai-nilai pendidikan Socrates dengan tantangan pendidikan abad 21. Metode kajian adalah studi literatur filosofis dan komparatif.Â
Hasil kajian menunjukkan bahwa nilai-nilai Socrates seperti pembentukan karakter, berpikir kritis, keadilan, dan demokrasi sangat sesuai dengan kebutuhan pendidikan modern. Disimpulkan bahwa adopsi prinsip-prinsip Socrates dalam reformasi pendidikan dinilai penting agar output pendidikan dapat menjawab tantangan abad 21, bukan hanya mengejar prestasi akademik semata.
Kata Kunci: Socrates, filsafat pendidikan, pendidikan karakter, pendidikan abad 21
PENDAHULUAN
Socrates (469-399 SM) adalah filsuf ternama Yunani kuno yang memiliki pemikiran visioner di bidang pendidikan. Inti filsafat pendidikan Socrates adalah membentuk warga negara bijaksana dan berkarakter, alih-alih hanya mentransfer pengetahuan belaka.Â
Nilai-nilai kunci yang digaungkan Socrates seperti kejujuran intelektual, berpikir kritis, keadilan, dan demokrasi pendidikan ternyata sangat relevan untuk menjawab berbagai problem sistem pendidikan modern. Sayangnya, praktik pendidikan kontemporer belum banyak mengadaptasi prinsip-prinsip Socrates dan masih terjebak dalam misi sempit yakni mengejar prestasi akademik semata. Oleh karena itu, studi mendalam terkait relevansi nilai-nilai pendidikan Socrates dengan tantangan abad 21 menjadi urgen dan signifikan.
Menurut Socrates, pendidikan memiliki peran utama dalam membentuk individu-individu bijaksana serta warga negara yang berkarakter unggul agar dapat hidup bahagia. Oleh sebab itu, tujuan pendidikan menurut Socrates bukanlah sebatas transfer ilmu pengetahuan semata, namun lebih kepada pembentukan karakter mulia dan kepribadian luhur pada diri peserta didik.
Beberapa nilai kunci yang menjadi tekanan Socrates dalam pendidikan antara lain pendidikan karakter/moral, kejujuran intelektual, keadilan, semangat masyarakat rasional dan demokratis, hingga pengembangan kemampuan berpikir otonom dan kritis pada setiap individu. Nilai-nilai inilah yang membuat warisan pemikiran Socrates di bidang pendidikan tetap relevan bahkan sampai saat ini.
Kajian terbaru dari Handoyono (2021) menganalisis urgensi pendidikan karakter dan demokratisasi pendidikan menurut Socrates dalam konteks pendidikan di Indonesia. Sementara itu, karya Raharja (2022) secara spesifik membahas relevansi epistemologi kritis Socrates bagi pengembangan higher order thinking skills di era disrupsi. Adapun tulisan Amstrong (2023) mengupas implikasi filsafat pendidikan Socrates dalam merespons ketimpangan akses pendidikan yang diperparah pandemi Covid-19.