Mohon tunggu...
afida
afida Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Genangan atau Kenangan?

14 November 2017   23:11 Diperbarui: 14 November 2017   23:16 1575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Akhir-akhir ini hujan lagi menyapa semesta, indonesia adalah salah satu destinasi turunnya sejak bulan oktober lalu. Hujan adalah prespitasi berwujud cairan, dibumi hujan adalah proses kondensuasi uap air di atsmosfer menjadi butir air yang cukup berat untuk jatuh dan biasanya tiba di daratan. Tentu hujan sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup manusia yang biasanya mengeluh gerah atau panas atau lainnya. tapi terkadang manusia mengeluh akan datangnya hujan karena menghambat aktivitas. Apalagi hujan datang di pagi hari tentu membuat malas beranjak dari kasur atau mager alias (malas gerak).

Hujan, mendengar kata itu tiba-tiba akan terbesit kenangan (jaman now). Padahal jaman kecilku hujan adalah moment paling indah bermain air sepuasnya. Tak peduli kotor, basah atau nantinya akan demam tak masalah. Tapi semua itu tinggal kenangan. Dan sekarang memasuki jaman baper-bapernya kalau lihat hujan. Entah memang punya kenangan atau sekedar mellow. Selain itu hujan menyebabkan menggigil kedinginan. Karena itu secara otomatis akan mencari sesuatu yang menghangatkan.

Kata pertama ketika hujan datang "eh hujan ya?". Padahal sebenarnya suara gemuruh dari luar rumah. Akan tetapi ketika hujan benar adanya mereka akan memilih berdiam diri dirumah sekedar mendengarkan musik, tidur bahkan melamun berjam-jam. Di musim hujan akan ada sesuatu yang berbeda pada perasaan seseorang. Sering banget ketika langit sudah mulai mendung kita gampang ngelamun atau ngantuk. Yang intinya cahaya mendung yang diterima oleh mata bakal bikin hormon melatonin, salah satu hormon yang bikin mood seseorang meningkat.

Ketika hujan turun generasi teknologi lebih memilih memainkan jari jemari mereka di atas ponsel atau laptop, kemudian berselancar di dunia maya. Tak jarang dari mereka me update status mellow pada akun sosmed mereka. Namun kebanyakan remaja jaman now ketika hujan turun fenomena galau, baper akan terjadi. Padahal yang datang adalah genangan air bukan kenangan. Sungguh dramastis!!!!.

Apalagi belakangan ini mendengar turunnya hujan akan menyebabkan orang bimbang. Bahkan sudah menjadi tademark saat hujan turun dan ujung-ujungnya mereka terjangkit penyakit baper (terbawa perasaan). Sampai-sampai ada lelucon "1% nya genangan air 99% nya kenangan". 

Belum lagi mereka mengunggah foto bulir-bulir hujan di kaca menyertakan caption sendu. Hal itu membuat hujan dan kenangan erat kaitannya. Orang-orang juga merasa takut saat sendirian jika hujan turun, suara rintikannya membuat perasaan jadi cemas bergelayutan. Itulah mengapa kalau hujan sedang sendiri, kita membayangkan ditemani dengan orang-orang yang dicintai, yang mungkin sekarang tak bersama lagi.

Nah, kalian pernah merasakan hal itu? ,bagi kalian kaum remaja jaman now yang sering banget baper atau keingat kenangan janganlah mudah mellow gara-gara hujan. Lebih baik cari aktivitas yang menyenangkan sehingga tidak terbawa perasaan galau. Itu hujan dan genangan air bukan kenangan. Hujan merupakan rahmat dari Allah sepatutnya kita bersyukur dan keluhan-keluhan tidak sepatutnya keluar dari mulut orang-orang yang beriman.

"ada yang percaya bahwa di dalam hujan terdapat lagu yang hanya bisa di dengar oleh mereka yang rindu sesuatu. Senandung rindu yang bisa meresonansi ingatan masa lalu"-Yoana Dianika.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun