Mohon tunggu...
Afdhol Auliya
Afdhol Auliya Mohon Tunggu... Freelancer - Inceptor est

Menulis adalah manifestasi kemerdekaan diri

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Merawat Spirit Perkaderan HMI

12 Januari 2022   21:14 Diperbarui: 12 Januari 2022   23:07 977
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : Panitia SC BPL HMI Cabang Bukittinggi

Setiap organisasi tentu memiliki cara agar organisasnya tidak mati. Salah-satunya Himpunan  Mahasiswa Islam (HMI). HMI yang befungsi sebagai organisasi kader (AD Pasal 8 HMI) memiliki sistem perkaderan tersendiri. Perkaderan adalah cara yang dilakukan untuk meregenerasi kader. 

Sesuai dengan pedoman perkaderan HMI bahwa Perkaderan adalah usaha organisasi yang dilaksanakan secara sadar dan sisternatis selaras dengan pedoman perkaderan HMI. Sistem perkaderan HMI yang di manifestasikan dalam bentuk training, mulai dari training formal, Non formal dan informal ada di HMI. 

Masing-masing dari training tersebut memilki mekanisme dan prosedur serta kejaran atau tujuan, contohnya pada training formal;Latihan Kader  1 (Basic Training) adalah training formal yang di lakukan diamana  perekrutan bagi mahasiswa yang ingin bergabung HMI. Jika mahasiswa ingin bergabung menjadi kader HMI maka harus melakukan Latihan Kader 1 (Basic Training).

Pada Latihan Kader 2 (Intermediate Training), Kultur yang ada di HMI Cabang Bukittinggi yaitu mengharuskan kader telah melawati waktu enam bulan pasca LK1. Syarat tersebut agar calon peserta LK2 bisa mempersiapkan diri untuk melakukan training lanjut (Latihan Kader 2) dengan mengikuti Follup lima materi wajib serta mempersiapkan pesyaratan lainnya. 

Mekaninsme atau prosedur tersebutlah yang kemudian apa yang kita sebut dengan proses. Karena di HMI, kader-kader dilatih bagaimana bisa menghargai proses. Kata-kata proses akan sering terdengar mulai dari rangkaian screening dan training LK1 sampai dinyatakan sah sebagai anggota HMI.

Untuk mengikuti jenjang training yang ada di HMI, masing-masing kader biasanya memiliki tujuan tersendiri. Mulai dari tujuan mengikuti training karena ingin menjadi instruktur dan fokus pada perkaderan HMI, mengikuti training agar tidak di serang pada Musyawarah Himpunan sampai ingin menjadi pengurus PB HMI. Karena semakin naik status kepengurusan di HMI maka semakin tinggi pula training yang harus di lalui. 

Untuk menjadi pengurus cabang harus mealukan LK 2 (Intermediate Training), untuk menjadi pengurus BADKO HMI (Badang Koordinasi) dan PB HMI (Pengurus Besar), Harus mengikuti LK3 (Advance Training). Intinya pada setiap jenjang kepengurusan yang ada di HMI memiliki jenjang training pula.

Yang ingin penulis garis bawahi bahwa setiap kader apakah sudah mengetahui apa yang  menjadi tujuan pada masing-masing jenjang training yang ada di HMI dan sejauh mana alumni LK2,LK3, dan SC (senior Course) sudah mengimplementsikan tujuan dan target yang ada pada setiap training yang diikuti Pada pedoman perkaderan HMI sudah di jelaskan secara rinci tentang tujuan dan target pada setiap trainingnya. 

Niat atau tujuan masing-masing kader akan bermuara pada pertanyaan; "Ingin mejadi orang perkaderan atau pergerakan". Perkaderan dan pergerakan memilki pengertian serta persepsi yang berbeda. Perkaderan jelas apa-apa yang berkaitan dengan recruitment,training, dan membentuk kualitas kader. 

Sedangkan pergerakan diindikasikan segala aktifitas politik di HMI pada ranah struktural. Pergerakan secara umum memiliki banyak sisi, dalam hal turun ke jalan melakukan demonstrasi untuk menyampaikan aspirasi, turun ke masyarakat untuk pengabdian, dan hal-hal lainnya. Namun dalam konteks ini penulis hanya ingin membahas tentang pergerakan politik pada ranah struktural HMI.

Penulis mengopsikan pendapat bahwa perkaderan dan pergerakan tidak bisa dipisahkan di HMI. Penulis menganologikan dua hal tersebut pada mata koin yang memiliki dua sisi yang tak dapat di pisahkan. HMI berfungsi sebagai organisasi Kader yang di kaderisasi pada setiap training perkaderan dan diluar training. HMI juga berperan sebagai organisasi perjuangan dengan jalan pergerakan. 

Maka agak keliru Jika ada kader HMI yang membagi dan berpendapat bahwa orang-orang perkaderan tidak boleh mengikuti pergolakan politik yang ada di tataran HMI.

 Seakan-akan perkaderan adalah ranah yang paling suci dan tak bisa dicampur baurkan dengan hal lain. Padahal Sebab adanya Perkaderan, maka adanya struktural, Sebab adanaya struktural  maka adanya perkaderan. Kader ada dan meregenerasi karena adanya perkaderan, program kerja ada karena adanya struktural.. Perkaderan hadir karena pergerakan dan pergerakan juga hadir karena perkaderan. Itu yang kemudian kita sebut adanya kausalitas diantara dua ranah tersebut.

Tantangan perkaderan masa kini menjadi tugas dan tanggung jawab kita bersama sebagai anggota HMI. Perjuangan HMI dahulu yang jauh berbeda dengan zaman sekarang. 

Tentunya memilki strategi dan taktik pergerakan yang harus di perjuangankan selaras dengan pedoman perkaderan bahwa gerak langkah kader HMI bersumber dari kebenaran sebagaimana yang dijelaskan dalam NDP (Nilai-Nilai Dasar Perjuiangan). 

Maka dengan tema yang diangkatkan oleh BPL (Badan Pengelolaan Latiahan) HMI Cabang Bukittinggi pada Training Senior Course tingkat Nasional kali ini yaitu "Menjaga Spirit Perkaderan", diharapakan mampu di implementasikan bagi setiap alumni SC BPL HMI Cabang Bukittinggi ketika kembali ke Cabangnya masing-masing. Kata-kata harapan seperti ini akan selalu hadir pada setiap training HMI, berharap apa yang menjadi tujuan pada setiap Training bisa implementasikan. 

Kata-kata ini hanya akan menjadi utopia, ilusi, imajiansi jika tidak dieksikusi. Perlu konsistensi bahwa perkaderan HMI harus selalu dirawat dan semangat perkaderan selalu di-Upgrade. 

Maka dengan jalan perjuangan untuk selalu merawat spirit perkaderan, dengan jalan perjuagan kita bisa mencapai kemenangan. Selamat berjuang calon-calon instruktur dan master. Hidup yang tak diperjuangkan tak dapat dimenangkan---Sultan Syahrir.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun