Mohon tunggu...
Aqiella Fadia Rizqi
Aqiella Fadia Rizqi Mohon Tunggu... Freelancer - Imperfect Zero Waste Fighter

Bumi, yang kuat ya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ibu, Aku Tidak Pernah Membencimu, Aku Benci Aku

26 Mei 2023   23:32 Diperbarui: 26 Mei 2023   23:36 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Ilustrasi Pribadi

Semakin Ibu Merasa Bersalah. Semakin Besar Penyesalanku

Salah satu kultur di keluarga ibu adalah mengenyam pendidikan Pesantren sejak SMP. Jadi mulai usia 11 tahun aku sudah terbiasa jauh dari orang tua. Dilalahnya tadi, komunikasi jarang. Mungkin dirasa belum terlalu butuh atau bagaimana, asal tahu semua kegiatan kujalani dengan baik, baca laporan akhir dan konseling tiap UTS-UAS, ibu sudah merasa cukup. Tak terasa sampai aku kuliah, pegang gawai sendiri, komunikasi itu tidak pernah intens.

Maaaf sekali, tapi jujur, agak sulit memperpanjang dialog saat telpon dengan ibu. Gak ada topik!

Telpon dengan bapak, kebanyakan beliau cerita dan nasehatin, kalau merasa yang ingin disampaikan cukup. Ya sudah, selesai.

SERIUS AKU GAK PAPA. Aku gak papa alur komunikasinya masih begini.

Tapi cukup dong, nyalahin ibu. "Ibu berdoa semoga anak-anaknya selalu bahagia walaupun ibu gak bisa bahagiain" Awal-awal kalimat ini muncul, aku selalu coba jelaskan gak perlu ada yang disesalin. Setelah ditutup telponnya aku jadi overthinking ke mana-mana. 

Sampe bertahun-tahun kalimat semacam itu masih muncul, aku malah jadi ngebatu. Gak mau respon lagi. Gak bakal balas chatnya. Dan dalam hati misuh-misuhi diriku!!

Hei, kamu! kenapa sih kamu lahir! 

Bapak selalu bilang, "pernikahan ini bapak pertahankan karena ada kamu dan adik yang butuh sosok bapak-ibu, sosok orangtua. Kalau ikutin ego sendiri, tanpa berpikir jauh, mungkin bapak-ibu sudah pisah sejak 2003"

kenapa 2003 aku gak menghilang aja dari bumi ini!

Bapak, Ibu, kalian sudah bertahan sejauh ini dengan luka masing-masing. Terima kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun