Mohon tunggu...
Adyra Rachellyn
Adyra Rachellyn Mohon Tunggu... Lainnya - Live, Learn, Love.

A student for a lifetime, Founder and CEO of LYPS EdTech and Camaraderie, Part-time Social Media Marketing Specialist

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Konten Digital vs Welas Asih

5 Februari 2023   10:32 Diperbarui: 5 Februari 2023   10:53 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Warga Dusun Pedek Setanggor Timur 2 Desa Setanggor Kecamatan Praya Barat, Lombok Tengah, saat sedang live mandi air keruh di TikTok. (Ahmad Viqi/detikBali)

BEKASI , Kompasiana - Beberapa pekan lalu, sebuah media sosial yaitu Tiktok dihebohkan dengan aksi siaran langsung atau yang biasa kita sebut dengan Live yang mempertontonkan aksi mandi lumpur. Yang membuat aksi ini tambah menarik perhatian netizen adalah karena aksi ini kebanyakan dilakukan oleh para LANSIA, yaps benar kalian tidak sedang salah baca, seorang lansia yang kira kira berumur 50-60 tahun. Dalam aksi ini, para lansia dengan SENGAJA merendam tubuhnya atau duduk di dalam sebuah bak yang berisi campuran lumpur dan air.

Karena aksi ini semakin viral, mulai dari kalangan Gen Z sampai generasi milenial, fenomena live TikTok mandi lumpur dan ngemis online kini tentu menjadi perdebatan tersendiri. Terlebih saat pengguna TikTok Sultan Intan disebutkan mengeksploitasi lansia untuk menjadi pemeran live mandi lumpur.

Tentu saja, fenomena ini menyita atensi dan perhatian dari banyak pihak, salah satunya adalah  Menteri Sosial (Mensos), tidak lain dan tidak bukan yaitu Tri Rismaharini yang sampai mengeluarkan surat edaran untuk fenomena ini.

Wowowow, Sebenarnya semua berawal dari mana sih? Yuk kita simak ulasan dibawah ini.

Fenomena siaran langsung atau live Tiktok mandi lumpur dan mengemis online ini pada dasarnya berawal dari viralnya konten dan video video di tiktok yang menarik simpati penonton dengan melakukan kegiatan yang sangat tak wajar dan ekstrem, bahkan kegiatan kegiatan tersebut dapat dikatakan 'diluar nalar manusia'. Mulai dari lansia yang berendam di air, Berenang di kolam buaya, Mengguyur air dengan air lumpur dan lain sebagainya. 

Aksi- aksi tersebut tentu saja menuai banyak pro dan kontra dari masyarakat. Bagaimana tidak? Tujuan dilakukan hal tersebut tentu saja untuk menarik simpati orang lain atau yang dapat disebut juga dengan 'Welas Asih'. Dilansir dari jurnal.ulnimed.ac.id, welas asih sendiri memiliki pengertian yaitu suatu perilaku dimana seseorang mampu merasakan apa yang sedang dirasakan oleh orang lain. Perasaan ini muncul sebagai suatu bentuk kepedulian seseorang dengan sesamanya.

Hal inilah yang ditargetkan oleh mereka untuk bisa mendapatkan banyak gift atau koin dari para netizen atau warganet yang merasa iba dengan aksi lansia mandi lumpur tersebut. Mereka semua memanfaatkan fitur 'gift' yang tersedia di Tiktok. 

"Lohh emang gift nya bisa diapain?" Pertanyaan tersebut adalah pertanyaan yang pertama kali muncul di kepala saya waktu pertama kali mendengar fenomena ini. Tapi setelah observasi lebih lanjut, saya baru mengetahui mengapa fitur ini sangat spesial, seperti hubungan kita (eaaak). Tau gak kenapa? Karena fitur gift ini dapat langsung ditukarkan menjadi uang. Jadi, semakin banyak gift yang mereka bisa dapatkan, semakin banyak pula uang yang dapat mereka cairkan

Seiring tenarnya aksi tersebut, semakin banyak orang yang memilih 'shortcut' dengan mengemis online ini untuk mendapatkan uang. Tidak perlu repot repot bekerja, hanya menjalankan sedikit tantangan dan mereka akan mendapatkan banyak uang yang berasal dari gift ataupun koin yang diberikan oleh netizen. Lalu pertanyaan selanjutnya adalah, siapa yang lansia yang menjadi model utama dalam aksi mandi lumpur ini? Berikut adalah penjelasannya.

Latar Belakang Nenek Sari 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun