Mohon tunggu...
Farid Muadz Basakran
Farid Muadz Basakran Mohon Tunggu... Administrasi - Advokat

#Advokat #Mediator #Medikolegal I Pendiri BASAKRAN dan GINTING MANIK Law Office sejak 1996 I Sentra Advokasi Masyarakat I Hotline : +62816 793 313

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Husein Muthahar, Gerakan Kepanduan, dan Paskibraka

17 Agustus 2023   08:59 Diperbarui: 17 Agustus 2023   09:02 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Media Sosial

Setiap tanggal 17 Agustus hampir tak lepas dinyanyikannya lagu Hari Merdeka karya seseorang yang lebih dikenal sebagai sosok H. Muthahar. Sejak masa kecil penulis lagu Hari Merdeka ini tidak asing bagi genarasi seusia penulis. Dan hampir dipastikan lagu Hari Merdeka ini selalu dinyanyikan di Istana Merdeka setiap upacara peringatan HUT RI atau peringatan hari kemerdekaan.

Kita semua tentunya mengenal sosoknya hanya sebatas H. Muthahar tanpa mengetahui lebih jauh latar belakang keluarga dan asal usulnya. Husein Muthahar lahir di Semarang, 5 Agustus 1916. Ia lahir dari keluarga Arab-Indonesia atau Hadrami yang mapan dan termasuk kelompok sayyid atau keturunan Nabi Muhammad. 

Husein Muthahar atau bernama lengkapnya Sayyid Muhammad Husein bin Salim bin Ahmad bin Salim bin Muthahar al 'Amudi adalah seorang negarawan dalam masa-masa awal kemerdekaan Indonesia. Beliau dari keluarga Muthahar yang berasal dari qabilah al'Amudi. Selain keluarga Muthahar, qabilah al'Amudi terdiri dari keluarga Bamusa, Bin Syeich Umar (BSU), Bin 'Isa, Bin Sakran (Basakran), dan beberapa keluarga lainnya. 

Sosoknya lebih dikenal sebagai seorang komponis musik Indonesia, terutama untuk kategori lagu nasional dan kepanduan. Beberapa lagu ciptaan Husein Muthahar yang populer adalah Syukur (diperkenalkan Januari 1945), Hari Merdeka (1946), dan Hymne Pramuka (1964). Karya terakhirnya, Dirgahayu Indonesiaku, menjadi lagu resmi ulang tahun ke-50 Kemerdekaan Indonesia. Selain dikenal sebagai komponis, Husein Muthahar juga berjasa dalam membentuk Paskibraka dan menyelamatkan bendera Pusaka pada 1948.

Husein Muthahar atau bernama lengkapnya Sayyid Muhammad Husein bin Salim bin Ahmad bin Salim bin Muthahar al-'Amudi. Beliau berasal dari keluarga Muthahar yang berasal dari qabilah (suku) al-'Amudi di Hadhramaut. Selain keluarga Muthahar, qabilah al'Amudi terdiri dari keluarga Bamusa, Bin Syeich Umar (BSU), Bin 'Isa, Bin Sakran (Basakran), dan beberapa keluarga lainnya.

Sosoknya lebih dikenal sebagai seorang komponis musik Indonesia, terutama untuk kategori lagu nasional dan kepanduan. Beberapa lagu ciptaan Husein Muthahar yang populer adalah Syukur (diperkenalkan Januari 1945), Hari Merdeka (1946), dan Hymne Pramuka (1964). Karya terakhirnya, Dirgahayu Indonesiaku, menjadi lagu resmi ulang tahun ke-50 Kemerdekaan Indonesia. Selain dikenal sebagai komponis, Husein Muthahar juga berjasa dalam membentuk Paskibraka dan menyelamatkan bendera Pusaka pada 1948.

Ia pernah belajar di MULO B (1934) dan AMS A-I (1938). Pada 1945, Husein Muthahar sempat bekerja sebagai Sekretaris Panglima Angkatan Laut RI di Yogyakarta, kemudian menjadi pegawai tinggi Sekretariat Negara di Yogyakarta (1947). Antara 1946-1947, Husein Muthahar juga mengenyam pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada. Selama berkarier, ia sering pindah antardepartemen. Puncak kariernya sebagai pejabat negara barangkali adalah sebagai Duta Besar RI di Takhta Suci (Vatikan), periode 1969-1973.

GERAKAN KEPANDUAN

Husein Muthahar selain dikenal sebagai komponis, pejuang kemerdekaan RI, juga dikenal  aktif dalam kegiatan kepanduan, beliau salah satu tokoh utama berdirinya Pandu Rakyat Indonesia, gerakan kepanduan independen yang berhaluan nasionalis.

Ketika seluruh gerakan kepanduan dilebur menjadi Gerakan Pramuka, Husein Muthahar juga menjadi tokoh di dalamnya. Husein Muthahar bahkan menciptakan lagu Hymne Satya Dharma Pramuka pada 1964, yang menjadi lagu hymne wajib dalam Gerakan Pramuka. Selain aktif di kepanduan, Husein Mutahar juga berperan dalam mendirikan dan membina Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun