Mohon tunggu...
Adven FN Hutajulu
Adven FN Hutajulu Mohon Tunggu... Mahasiswa -

tinggal di surabaya dan berkuliah di ITS

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Siapa yang Mau Jadi Guru?

26 November 2014   04:37 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:50 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Guru. Pahlawan sepanjang masa. Seorang sosok menghasilkan bibit bibit unggul yang kemudian menjadiorang orang penting. teknisi, dokter, pilot, profesor, bahkan presiden. Namun, siapa yang mau menjadi seorang guru?

Mengingat dua tahun yang lalu, cita cita masuk ke suatu perguruan tinggi ternama, hal yang sangat diimpikan oleh setiap siswa yang duduk di bangkuakhir masa SMA. Bukan hanya beberapa orang, tetapi semua murid. termasuk juga saya. Namun ketika masa tersebut saya merasakan suatu fenomena yang berbeda dari fenomena yang saya rasakan ketika saya duduk di bangku sekolah dasar tepatnya kelas 1 dan kelas 2

Ketika masa itu tak bisa kita pungkiri bahwa, cita cita orang adalah hak seutuhnya bagi orang tersebut untuk menentukannya. Saya juga demikian. Ketika saya dan teman teman berunding prodi yang akan kami ambil saat kami akan mengikuti ujian masuk PTN taklain adalah menjadi anak teknik, dokter, maupun akuntan atau ahli ekonomi maupun ahli hukum dan yang lainnya. Yang ingin menjadi guru hanya beberapa saja. bahkan dapat dihitung dengan jari tangan kanan. Ketika saya memperhatikan beberapa teman teman yang menduduki peringkat tertinggi, saya menemukan bahwa tidak ada yang ingin menjadi seorang guru. Apa alasannya? “siapa yang mau jadi PNS?” “PNS tak bisa ngapangapain” “guru kurang dihargai”. Itulah alasan alasan yang biasa saya dengarkan dari teman teman saya. Dan bahkan ketika itu saya juga sependapat dengan mereka.

Berbeda dengan pengalaman saya ketika bersekolah di Sekolah Dasar Negri. Sangat banyak diantara kami yang ingin menjadi seorang guru. “saya ingin menjadi seperti Bapak A” “saya ingin menjadi seperti IbuB” . itulah kira kira yang kami ucapkan saat itu. Apa yang sebenarnya yang membuat kurangnya minat siswa menjadi seorang guru?

Ketika saya di sekolah dasar, saya merasa guru memberikan perhatian penuh bagi murid muridnya. Tak kalah juga kasihnya. Hal itu membuat kami selalu mencintai sosok guru. Bandingkan denganmasa SMP atau SMA, guru identik dengan hukuman, tugas berat, dan lain lain. pantas murid sangat senang ketika guru berhalangan masuk. Selain itu, tak banyak guru yangmemberikan pengajaran kasih. Tak banyak guru yang memberi pujian maupun motivasi. Tak ayal, murid tak lagi mengidolakan sosok guru. Fenomena lain lagi,saya temukan ketika saya bersekolah di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negri. Tak jarang guru datang terlambat. Guru lebih mementingkan arisan maupun kegiatan adat. Bukan berarti guru harus stay didalam kelas setiap hari. Guru boleh saja berhalangan namun dengan keterangan yang jelas.

Saya merenungkan, jika saja orang orang dengan peringkat tertinggi dikelas menjadi seorang guru, alangkah hebatnya murid murid didikannya kelak. Bukan saya mengartikan bahwa guru saat ini bukan berasal dari orangpintar, hanya saja fenomena yang terjadi saat ini menunjukkan bahwa menjadi seorang guru merupakan pilihan akhirdari murid murid SMA.

Gengsi juga menentukan pilihan. Fenomena tersebut seakan menjelaskan bahwa kelulusan di jurusan teknik maupun dikedokteranmemiliki derajat yang lebih tinggi dibandingkan kelulusan di jurusan keguruan. Jika saja murid memahami betapapentingnya seorangguru untuk melahirkan orang orang hebat, maka minat menjadi seorang guru akan meningkat.

Apa yang dapat dilakukan?

Pensejahteraan guru yang dilakukan pemerintah akhir akhir ini sudah mampu menarik sedikit animo siswa akan prodi keguruan. Namun apa yang dapat dilakukan oleh instansi lain?

Untuk meningkatkan ketertarikan siswa pada jurusan keguruan,saya merasa tertarik dengan Universitas Pelita Harapan (UPH) yang memberikan beasiswa penuhbagi mahasiswa keguruan.Beasiswa penuh merupakan salah satu tawaran yang menarik hati para siswa. Selain meningkatkan peminat, dengan beasiswa tersebut, mahasiswa keguruan juga akan fokus pada belajar yang kemudian akan meningkatkan kualitas mereka. Jika biaya kuliah di jurusan keguruan lebih rendah daripada di jurusan lain, maka minatsiswa menjadi guru juga akan meningkat.

Selain pemberian beasiswa di universitas, para guru juga mampu meningkatkan minat siswa pada prodi keguruan dengan menanamkan rasa kecintaan siswa pada guru melalui pembelajaran kasih,pemberian perhatian lebih, serta bekerja optimal yang akan memperbaiki mindset siswa tentang seorang guru. Jika mindset seorang siswa baik pada kualitas kerja guru alhasil akan menghasilkan keinginan untuk menjadi seorang guru.

Adven FN Hutajulu

Mahasiswa Jurusan Teknik Material dan Metalurgi ITS

2013

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun