Mohon tunggu...
AD Tuanku Mudo
AD Tuanku Mudo Mohon Tunggu... Penulis - aktivis sosial kemasyarakatan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

penikmat kopi

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Wali Feri Spesial Calon yang Selalu Terpilih

12 September 2020   14:11 Diperbarui: 12 September 2020   13:59 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wali Feri (nomor dua dari kiri) adalah spesial calon yang selalu terpilih. Kali ini dia maju menjadi calon Bupati Padang Pariaman bersama Andah Taslim, didukung oleh Partai Demokrat, PKB, Golkar dan PPP. (foto dok wag sahabat trisuryadi andah)

Tri Suryadi semangkin tenar. Namanya terus melambung dalam diskusi terbatas di sudud-sudut kedai kopi perkampungan Kabupaten Padang Pariaman. Sejak calon bupati yang mempopulerkan namanya dengan Wali Feri ini dapat dukungan dari Partai Demokrat, PKB dan Golkar, menjadi pembicaraan tersendiri oleh banyak orang.

Di tambah lagi dukungan dari PPP, dan iring-iringan ratusan mobil pribadi yang mengantarnya ke KPU, Ahad lalu saat mendaftar menjadi calon Bupati Padang Pariaman bersama pasangannya Andah Taslim, orang mulai berpikir kemungkinan anggota DPRD Sumbar ini akan terpilih dalam Pilkada Desember nanti.

Kenapa, dan ada apa dengan Wali Feri? Pilkada Padang Pariaman kali ini merupakan taruhan dan diikuti oleh kandidat yang terbilang tokoh baru semua. Meskipun Suhatri Bur, Wakil Bupati Padang Pariaman sekarang ikut, tetap saja bilangannya baru dalam hal ini. Siapa yang terpilih, ia bisa dipastikan jadi bupati 10 tahun atau dua periode di daerah bekas gempa akhir 2009 silam ini.

Memang Refrizal, kandidat yang paling tua usianya dari tiga pasang itu. Mantan anggota DPR RI dari PKS tiga periode ini, adalah tokoh baru, dan baru muncul dalam politik lokal Padang Pariaman. Keberhasilannya tiga periode di DPR RI tak bisa jadi ukuran kalau dia mampu menaklukan daerah ini pada helat Pilkada nanti.

Sebagai tokoh yang dapat dukungan penuh dari rantau, terutama perantau Pekanbaru, Riau, Wali Feri seperti berselancar di tengah ombak yang melandai. Dukungan yang dia dapatkan, murni dari kehendak hati banyak orang yang ingin perubahan. Dan Wali Feri dinilai punya kemampuan untuk itu. Wali Feri adalah sosok yang selalu terpilih dalam momen yang dia kakok.

Mulai berkiprah di kampung halamnya, Pilubang, Sungai Limau, dia dapat sambutan yang bagus. Sarjana ekonomi ini pandai bergaul, pembicaraannya selalu untuk perubahan. Diamanahilah dia jadi ketua pemuda. Banyak aktivitas kepemudaan yang dilakukannya, masyarakat pun menyuruh dia jadi walikorong.

Tentu, jangkauan sosial kemasyarakatannya semangkin luas. Yang sebelumnya terkhusus di kalangan anak muda, setelah walikorong semua masyarakat korong adalah warganya. Oleh masyarakat, Wali Feri adalah pemimpinnya. Walikorong jelas bersentuhan dengan nagari. Sebab, walikorong adalah perangkat nagari.

Banyak orang mengadu, mengeluh dan minta pendapatnya. Mulai dari persoalan yang bersifat umum sampai ke persoalan pribadi atau rumah tangga warganya pun tak luput dikadukan warga ke Wali Feri. Dan itu wajar. Wali Feri pun telah siap dengan segala konsekwensinya sebagai walikorong yang dipilih langsung oleh masyarakatnya. Dituntut bekerja 24 jam.

Pria kelahiran Bangkinang, Provinsi Riau pada 31 Juli 1973 ini tak lama jadi walikorong. Suksesi pemilihan Walinagari Pilubang, membuat masyarakat ramai-ramai memintanya maju dan ikut bersaing dengan calon yang ada, termasuk dengan calon walinagari yang akan maju kembali. Dia tak bisa menahan kehendak banyak orang. Setelah banyak pertimbangan, dan masukan dari banyak tokoh yang ditemuinya, akhirnya alumni Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta Padang ini memantapkan langkahnya untuk maju jadi calon Walinagari Pilubang, kampung halamannya sendiri.

Lagi-lagi Wali Feri terpilih. Sang dewi fortuna berpihak ke dirinya. Panggilan banyak orang dengan sebutan Wali Feri kian luas, sejak dari nagarinya sampai ke Kecamatan Sungai Limau, dan bahkan di Padang Pariaman, banyak orang memanggilnya dengan imbauan Wali Feri. Pergaulannya pun semakin luas. Di kalangan walinagari di Padang Pariaman, Wali Feri jadi buah sebutan. Dia banyak mewarnai forum diskusi para walinagari.

Gaya bicaranya yang santun, bersahaja, mudah bergaul dengan siapapun, menjadi pemicu bagi banyak tokoh untuk cepat dekat dengannya. Tak cukup satu periode, di tengah akan selesai enam tahun menjabat Walinagari Pilubang, Pileg 2014 tiba waktunya. Suara-suara yang memintanya ikut berlaga di ajang perebutan 40 kursi DPRD Padang Pariaman itu kian menjadi-jadi pula di kalangan masyarakatnya sendiri.

Dia pun memutuskan maju lewat Partai Gerindra. Hebatnya pada Pileg 2014, dari 13 walinagari atau mantan walinagari yang ikut Pileg, delapan orang terpilih dan melenggang ke DPRD Padang Pariaman. Bahkan, seorang di antaranya terpilih pula jadi pimpinan dewan, yaitu Walinagari Lubuak Pandan Mothia Aziz Datuak Nan Basa dari NasDem.

Meskipun langkah dan kedudukannya telah maju dari nagari ke kabupaten, gaya dan pergaulannya sama sekali tidak berubah. Malah semakin dekat dan sering dengan masyarakat konstituennya. Lima tahun di DPRD Padang Pariaman menjadi anggota, tak membuat dia "betah" di sana. Buktinya, Pileg 2019, Ketua PAC Partai Gerindra Kecamatan Sungai Limau ini memilih maju ke DPRD Sumatera Barat. Tentunya karena ada suara dan keinginan dari masyarakatnya.

Sang dewi fortuna kembali berpihak ke Wali Feri. Satu dari tujuh kursi yang tersedia di Dapil Padang Pariaman dan Kota Pariaman untuk DPRD Sumbar di dapatkannya lewat dukungan banyak orang. Dari partai yang sama-sama Gerindra, malah dua dari tujuh kursi itu yang dapat. Boleh dikatakan, Wali Feri adalah tokoh dan kandidat spesial orang yang selalu terpilih.

Suksesi Pilkada, dia diminta maju dan ikut bersaing untuk Padang Pariaman yang lebih baik lagi. Kesungguhan dukungan banyak orang di kampung dan di rantau, membuat Wali Feri terharu. Air matanya tak terbendung saat menyampaikan terima kasih dan mohon doa restu dari keluarga dan seluruh masyarakat ranah dan rantau, sesaat menjelang diantar ke KPU.

Masyarakat yang mendukung, sepertinya sudah tidak sabar lagi punya seorang bupati dari sosok Wali Feri. Kalau bisalah hari ini dipercepat, mungkin sudah dicabik-cabiknya malam untuk bisa hadir siang. Begitu siang bagaimana cepat malam tiba, dan seterusnya Pilkada 9 Desember tiba, Wali Feri sudah pakai lencana burung garuda di dadanya.

Doa dari orangtua, ulama, dan seluruh masyarakat menjadi langkah awalnya ke KPU. Dari ujung utara ke ujung selatan Padang Pariaman keberadaan ulama diturutnya. Wali Feri sowan, dan minta doa serta petujuk dari tokoh spritual tersebut. Puncaknya, sesaat sebelum ke KPU di Parit Malintang, mobil yang membawanya ke KPU berbelok ke Ulakan, makam Syekh Burhanuddin terlebih dulu.

Hatinya khusuk, pandangan matanya jauh ke dalam memohon kepada Yang Maha Kuasa melalui kemulyaan dan keberkahan Syekh Burhanuddin, untuk menunaikan keinginan banyak orang, membangun Padang Pariaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun