Mohon tunggu...
Faqih Ashri
Faqih Ashri Mohon Tunggu... Teknisi - The Revolutionist

Bima City, 06-02-1990 Menulis untuk mengetahui rahasia tak tertulis, mendamba setiap pengalaman baru yang tak terlupakan.. City Planner, Content Writer, YouTuber. www.faqihashri.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Sifat Menginginkan Milik Orang Lain, Tanda Perlu Introspeksi!

10 Juli 2015   06:25 Diperbarui: 10 Juli 2015   06:25 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Pagi ini tepat pukul 05.30 wita, saya sedang asyik menikmati berbagai buku bacaan di dalam kamar. Suasana perumahan di sekeliling saya masih sangat sepi, hanya suara kodok dan jangkrik yang sahut menyahut menyapa gendang telinga saya. Ini mungkin suasana khas Bulan Ramadhan, warga masih lelap dalam tidurnya selepas bangun makan sahur yang lebih awal. 

Sedang asyik membaca, saya dikagetkan dengan teriakan ayah dari kamarnya. Suara beliau seperti sedang menghardik seseorang. Benar saja, ayah tidak sempat bertindak lebih jauh, diluar halaman kami yang luas telah dimasuki oleh tamu tak diundang. Seorang pemuda memanjat pagar rumah kami, dan mengambil induk ayam yang tengah asyik bermain dengan anak-anaknya. Sebelum ayah sempat berlari keluar, induk ayam itu sudah ada di pelukan sang pemuda, dia segera keluar dari pagar lalu memacu motor yang diparkir diluar sekencang-kencangnya.

Sejenak saya tertegun mendengar kalimat yang keluar dari mulut ayah. Beliau mengutuk nyali para pemuda yang kerap dipergunakan dalam cara-cara yang salah. Negara ini makin edan, pikirku. Kita dididik lewat tontonan yang tiada bermutu di televisi; para pejabat-pejabat mulai berani melakukan korupsi, tiada yang pernah jera walaupun sudah pernah dihukum. Batin saya bertanya-tanya, siapa sebenarnya yang terlebih dahulu rusak moralnya; apakah para pemuda kampung yang sering mencuri ayam kemudian setelah besar dia jadi pejabat lalu dia korupsi? Ataukah para pejabat-pejabat koruptor diatas sana yang mencontohkan "cara mencuri" kepada masyarakatnya sehingga para pemuda seperti pencuri ayam tadi dengan tiada rasa bersalah selalu membenarkan tindakannya? Entahlah.. 

Saya jarang sekali langsung menulis di kompasiana ini melalui android saya. Tetapi karena kejadian pagi ini begitu "menampar" buat saya, maka jari-jemari ini rasanya tak tertahankan untuk segera menuliskan kekesalannya. Terlalu lama jika harus membuka laptop dulu. Arggggghhhhh. Saya ingin memberi pelajaran jika saja saya mampu mengejar anak muda tadi.

Perlu para kompasianer tahu, bahwa baru saja 6 bulan yang lalu ada anak muda seusia anak muda yang tadi pagi masuk ke halaman saya dengan maksud mencuri ayam pula. Tetapi naas saat itu dia ketangkap dan dihakimi warga kampung kami. Setelah itu saya membawanya ke kantor polisi. Nah, rupanya anak muda jaman sekarang tidak pernah menjadikan suatu kejadian buruk yang menimpa temannya sesama pencuri sebagai sebuah pelajaran. Selalu diulangi lagi dan lagi.

Paradigma tentang mudahnya tangan mengambil sesuatu yang bukan hak milik sendiri sudah menjalar sedemikian parah serta mendarah daging di negeri ini. Para pemuda sudah sering mengatakan "makanan gratis itu lebih terasa enak.. makanan dari orang lain itu lebih nikmat". Pola ini kemudian membentuk kebiasaan meminta yang terlalu banyak, hingga kita lupa untuk memberi, sebagai refleksi dari "tangan diatas lebih baik dari pada tangan di bawah. Meminta terlalu sering aja kita tidak dianjurkan, apalagi untuk mencuri! 

Pesan-pesan dogmatis yang sering jadi bahan lelucon seperti : "pacar orang adalah pacar kita juga, karena kita adalah orang" telah mempengaruhi hampir sepertiga anak muda yang telah memiliki akses ke internet. Belum lagi ditambah dengan kalimat "rumput tetangga selalu lebih hijau". Semua terstrukturisasi menciptakan sosok-sosok bermental "pencuri", selalu menginginkan milik orang lain juga dimiliki olehnya. Akhirnya tumbuh suburlah jiwa-jiwa penuh iri dengki, yang menurut istilah AA Gym sebagai SMS : Susah Melihat Orang Senang, dan Senang Melihat Orang Susah. 

Sudah saatnya kita menyadari sikap dan sifat buruk dalam generasi kita ini. Kita pahami kemudian sikapi dengan bijak mulai dari diri kita sendiri. Selamatkan diri kita sebagai langkah awal membantu mengurangi para pemuda-pemuda yang mencuri ayam di rumah-rumah, mengurangi pejabat-pejabat yang mencuri uang rakyat, dan tentu saja mengurangi image jelek negara kita. Amin. Selamat pagi semuanya. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun