Mohon tunggu...
Adriyanto M
Adriyanto M Mohon Tunggu... Freelancer - Easy reading is damn hard writing!

Write as if you were to die tomorrow. Learn as if you were to live forever. - medium.com/@adriyanto

Selanjutnya

Tutup

Nature

Ke Mana Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia?

1 Oktober 2018   14:27 Diperbarui: 2 Oktober 2018   09:01 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Skema kejadian tsunami Palu-Donggala 2018 (https://maps.google.com/)

Patahan strike-slip mungkin memiliki sejumlah gerakan vertikal yang dapat menggerakkan air laut. Atau zona patahan sesar, yang dalam kasus ini diperkirakan sekitar 70 mil panjangnya, dapat melewati area di mana dasar laut naik atau turun, sehingga ketika patahan bergerak selama gempa, ia mendorong air laut di depannya.

Kemungkinan lain adalah bahwa tsunami tercipta secara tidak langsung. Guncangan keras selama gempa mungkin telah menyebabkan longsor bawah laut yang menggerakkan air laut dalam jumlah besar dan menciptakan gelombang. Kejadian seperti itu tidak biasa; misalnya yang terjadi pada gempa berkekuatan 9,64 SR di Alaska tahun 1964. Dr Patton mengatakan kombinasi beberapa faktor mungkin menyebabkan tsunami di Palu. Studi tentang dasar laut akan sangat penting untuk memahami peristiwa tersebut. "Kami tidak akan tahu apa yang menyebabkannya sampai studi itu selesai," katanya.

Tsunami juga dapat dipengaruhi oleh lokasi Palu yang terletak di ujung teluk sempit. Garis pantai dan kontur dasar teluk bisa memfokuskan energi gelombang dan mengarahkannya ke teluk, meningkatkan tinggi gelombang saat mendekati pantai.

Efek semacam itu juga pernah terjadi sebelumnya. Crescent City, California, telah dihantam oleh lebih dari 30 tsunami, termasuk satunya setelah gempa di Alaska tahun 1964 yang menyebabkan 11 orang tewas. Kota ini mudah terpapar tsunami karena kontur dasar laut di wilayah tersebut serta topografi dan lokasi kota.

Apa pun asal-usulnya, gempa berkekuatan 7,5 mestinya tidak akan menciptakan dampak di lautan luas, tetapi lebih merupakan peristiwa yang terlokalisasi, seperti yang terjadi pada hari Jumat.

Dengan tsunami yang dihasilkan begitu dekat dengan Palu, hanya ada sedikit waktu bagi orang untuk melarikan diri. Peringatan tsunami dikeluarkan oleh pemerintah dan dicabut sekitar setengah jam setelah gempa, tampaknya setelah tsunami menghantam Palu.

Indonesia saat ini hanya menggunakan seismograf, perangkat sistem penentuan posisi global dan alat pengukur pasang untuk mendeteksi tsunami, yang memiliki efektivitas terbatas, kata Louise Comfort, seorang profesor di sekolah pascasarjana University of Pittsburgh. Dia telah terlibat dalam proyek untuk membawa sensor tsunami baru ke Indonesia.

Di Amerika Serikat, National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) memiliki jaringan canggih dari 39 sensor di dasar samudra yang dapat mendeteksi perubahan tekanan yang sangat kecil yang menunjukkan jalannya tsunami. Data kemudian diteruskan melalui satelit dan dianalisis, dan peringatan dikeluarkan jika diperlukan.

Dr. Comfort mengatakan bahwa Indonesia memiliki jaringan yang sama dengan 22 sensor tetapi tidak lagi digunakan karena tidak dipelihara atau dirusak (vandalisme).

Proyek yang sedang dikerjakannya akan membawa sistem baru ke Indonesia yang akan menggunakan komunikasi bawah laut untuk menghindari penggunaan pelampung permukaan yang dapat dirusak atau ditabrak kapal.

Dr. Comfort mengatakan dia telah mendiskusikan proyek ini dengan tiga lembaga pemerintah Indonesia. Rencana untuk memasang prototipe sistem di Sumatera bagian barat ditunda bulan ini. "Mereka tidak dapat menemukan cara untuk bekerja sama," katanya."Sangat memilukan ketika Anda tahu teknologinya sudah ada, tetapi kejadian seperti ini tetap terjadi," tambahnya. "Indonesia ada di Ring of Fire - tsunami akan terjadi lagi."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun