Berbicara, menyampaikan presentasi, dan memberikan pidato dihadapan audiens bukan hanya sekadar memberikan informasi tentang peristiwa yang terjadi, tetapi lebih dari itu, bertujuan untuk  menyampaikan pesan yang direncanakan, memiliki tujuan, dan dampak yang diharapkan. Ini menunjukkan bahwa retorika merupakan bagian penting dari proses komunikasi yang efektif, menarik, dan terampil.Retorika juga mengharuskan komunikator memiliki kemampuan untuk berbicara dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti, serta menggunakan bahasa baku. Selain itu, komunikator juga perlu mahir dalam menulis.
Lebih lanjut, praktik retorika sebagai proses komunikasi harus melibatkan aspek visual, audio-visual, dan bahasa tubuh.
Kemampuan-kemampuan tersebut dapat memfasilitasi proses komunikasi bahwa pesan yang disampaikan bisa didengar, dibaca dan, di pahami oleh komunikan. Kemampuan tersebut juga dapat membuat yang menerima pesan tingkah laku nya berubah. tingkah laku yang dimaksud adalah respons terhadap orang lain yang berbeda-beda
Dengan kata lain, kemampuan berbicara, berbahasa, dan menulis dari komunikator memastikan bahwa pesan disampaikan dengan efektif. Hal ini ditandai dengan adanya perubahan perilaku pada penerima pesan, seperti kesabaran, kemarahan, kesedihan, kegembiraan, dan lain sebagainya. Inilah yang merupakan esensi dari seni retorika, yaitu kemampuan untuk membujuk dan merayu secara persuasif.
Kesimpulannya, retorika tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan bagian integral dari suatu proses komunikasi.