Banyuwangi, 11 Agustus 2025 - Selama sepekan penuh, dari 5 hingga 11 Agustus 2025, Desa Bedewang, sebuah desa perbukitan yang terletak di Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi, menjadi saksi nyata dedikasi dan semangat pengabdian mahasiswa Universitas Jember (UNEJ). Melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) UMD (UNEJ Membangun Desa), sekelompok mahasiswa lintas jurusan menghadirkan rangkaian kegiatan yang tidak hanya memberi manfaat langsung bagi masyarakat, tetapi juga menanamkan benih kesadaran sosial, kesehatan, dan kelestarian lingkungan.
Dibimbing oleh Ir. Saifurridzal, S.T., M.Eng, mahasiswa KKN kelompok ini menempuh perjalanan panjang baik secara fisik maupun emosional, untuk menyatu dengan masyarakat Desa Bedewang, yang dikenal dengan keramahannya dan potensi alamnya yang masih perlu dikembangkan.
Desa Bedewang: Potensi yang Menunggu Digali
Terletak di kawasan pegunungan dengan akses jalan yang cukup menantang, Desa Bedewang memiliki populasi sekitar 2.300 jiwa yang sebagian besar bekerja sebagai petani dan peternak. Meskipun memiliki sumber daya alam yang melimpah, desa ini masih menghadapi tantangan dalam bidang kesehatan dasar, edukasi lingkungan, dan pemanfaatan limbah rumah tangga. Melihat kondisi tersebut, tim KKN UMD UNEJ 2025 merancang program yang relevan, berkelanjutan, dan partisipatif, dengan harapan dapat memberi kontribusi nyata sekaligus membuka jalan bagi inovasi lokal.
Minggu Pertama: Dukung Kesehatan Masyarakat Melalui Posyandu
Kegiatan dimulai pada Senin, 5 Agustus 2025, dengan partisipasi aktif dalam Posyandu Balita dan Lansia di Dusun Krajan, salah satu pusat pelayanan kesehatan dasar di desa. Mahasiswa turut membantu tenaga kesehatan dalam mengukur tekanan darah, tinggi badan, berat badan, memberikan vitamin, serta mencatat perkembangan balita dan status gizi.“Kami merasa terbantu sekali. Biasanya kami kewalahan karena minimnya tenaga. Kehadiran adik-adik mahasiswa membuat proses pelayanan lebih cepat dan tertib,” ujar Bu Wiwik, Bid
Dua hari kemudian, pada Rabu, 7 Agustus, kegiatan serupa dilakukan di Dusun Wiyayu Timur, yang berjarak sekitar 3 kilometer dari pusat desa. Di sini, mahasiswa tidak hanya membantu secara teknis, tetapi juga melakukan edukasi singkat kepada ibu-ibu tentang pentingnya imunisasi, pemberian ASI eksklusif, dan konsumsi vitamin. “Kami juga membantu dokumentasi data secara digital sederhana, agar nantinya bisa digunakan sebagai bahan evaluasi oleh pihak Puskesmas,” jelas Hamiz Fuad Elbariq, Koordinator desa
Pendidikan untuk Generasi Muda: Sosialisasi Anti-Bullying dan Pengelolaan Sampah di SMPN 3 Songgon
Pada Kamis, 8 Agustus 2025, fokus beralih ke dunia pendidikan. Tim KKN menggelar sosialisasi ganda di SMPN 3 Songgon, yang diikuti oleh lebih dari 120 siswa dari kelas VII hingga IX. Acara bertema “Bersih Lingkungan, Aman dari Perundungan” ini dirancang untuk menyentuh dua isu penting yang kerap terjadi di lingkungan sekolah. Dalam sesi pengelolaan sampah, mahasiswa memperkenalkan konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dan mempraktikkan cara sederhana membuat tempat sampah terpisah dari bahan bekas. Mereka juga mengajak siswa untuk mengidentifikasi jenis sampah di lingkungan sekolah.
Sementara itu, dalam sesi anti-bullying, digunakan metode role-play (permainan peran) dan diskusi kelompok untuk membuka ruang dialog tentang pentingnya empati, toleransi, dan keberanian melapor jika menjadi korban atau saksi. “Saya pernah melihat teman diejek karena cara bicaranya, tapi dulu saya diam saja. Sekarang saya tahu, diam itu sama saja mendukung,” ujar Andi, siswa kelas VIII, dengan penuh kesadaran. Kepala SMPN 3 Songgon, menyampaikan apresiasi: “Kegiatan ini sangat relevan. Bukan hanya menyampaikan informasi, tapi juga mengubah sikap. Kami berharap kolaborasi seperti ini bisa berkelanjutan.”