Menjelang pukul sembilan malam otak menyatakan untuk berhenti sejenak.
Tak peduli siapa yang sedang bicara dikanan kiri.
Terdengar suara bising roda nampak seperti gerobak,Â
sunyi tak ada siapapun disekitar  kecuali anak-anak imigran itu.
Pohon-pohon mulai hening menyimpan ranting perlahan,Â
memantau dedaunan yang gugur,Â
berharap ada petugas kebersihan yang baik hati.
Anak imigran itu lalu menyapa dengan senyumÂ
tanpa beban meskipun lambung telah terkuras
Secangkir teh hangat telah disiapkan sebagai tanda bahwaÂ
kehidupan telah berlanjut hingga esok hari.
Boleh dikata, gerobak tua itu masih bisa memberikan sehari kehidupan kepada sang tuan.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!