Mohon tunggu...
Adrian Chandra Faradhipta
Adrian Chandra Faradhipta Mohon Tunggu... Lainnya - Menggelitik cakrawala berpikir, menyentuh nurani yang berdesir

Praktisi rantai suplai dan pengadaan industri hulu migas Indonesia_______________________________________ One of Best Perwira Ksatriya (Agent of Change) Subholding Gas 2023____________________________________________ Praktisi Mengajar Kemendikbudristek 2022____________________________________________ Juara 3 Lomba Karya Jurnalistik Kategori Umum Tingkat Nasional SKK Migas 2021___________________________________________ Pembicara pengembangan diri, karier, rantai suplai hulu migas, TKDN, di berbagai forum dan kampus_________________________________________ *semua tulisan adalah pendapat pribadi terlepas dari pendapat perusahaan atau organisasi. Dilarang memuat ulang artikel untuk tujuan komersial tanpa persetujuan penulis.

Selanjutnya

Tutup

Life Hack Artikel Utama FEATURED

5 Hal yang Perlu Kita Pelajari dari Jepang dalam Menghadapi Bencana Gempa

15 Februari 2021   07:29 Diperbarui: 17 Maret 2022   21:40 2955
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Botol-botol minuman keras di sebuah toko di Fukushuma, Jepang, berjatuhan akibat gempa bumi pada Sabtu (13/2/2021) tengah malam. Badan Meteorologi Jepang melaporkan, gempa 7,3 magnitudo ini mengguncang Fukushima, Miyagi, dan wilayah timur lainnya (KYODO NEWS/JUN HIRATA via AP PHOTO)

Bandingkan dengan yang ada di Indonesia, sangat sedikit sekolah-sekolah yang melakukan simulasi bencana alam terutama gempa bumi khususnya bagi mereka yang tinggal di wilayah rawan gempa.

Di sisi lain, kepedulian dan ketertiban warga kita masih kalah jauh dengan masyarakat Jepang, entah karena kurangnya kepedulian atau pun bantuan dan dukungan pemerintah terhadap kesiapaigaan bencana alam khususnya gempa bumi. 

Silahkan cek saja di sekolah atau tempat kerja kita masing-masing apakah rutin atau pernah dilakukan simulasi gempa bumi setidaknya setahun sekali?

Alih-alih melindungi kepala atau pun bersembunyi di bawah meja ketika terjadi gempa berlangsung, kita justru kocar kacir berlari ke sana ke mari menyelamatkan diri masing-masing di tengah kondisi sempoyongan, padahal hal tersebut justru membahayakan karena berpotensi jatuh dan tertimpa reruntuhan.

Kedua adalah Early Warning System yang Cepat dan Terintegrasi

Peringatan gempa di Jepang (Sumber: jpninfo.com)
Peringatan gempa di Jepang (Sumber: jpninfo.com)

Ketika gempa bumi terjadi di Jepang early warning system Jepang langsung diaktifkan.

Pesan peringatan pun diberikan kepada seluruh warga Jepang dan non Jepang yang ada di wilayah yang berpotensi terdampak gempa. 

Pesan peringatan akan dikirimkan melalui seluruh jaringan seluler di Jepang secara cepat, sehingga masyarakat dapat menyiapkan diri akan potensi gempa yang melanda. Asalkan tersambung dengan koneksi seluler di Jepang, maka semua akan mendapatkan peringatan dini dari otoritas setempat.

Tidak hanya itu, stasiun-stasiun TV di Jepang pun akan kompak menyiarkan peringatan gempa terutama gempa-gempa berskala besar yang berpotensi menimbulkan kerusakan dan korban jiwa.

Berita tentang peringatan gempa di salah satu stasiun TV di Jepang (Sumber: Twitter @rumireports)
Berita tentang peringatan gempa di salah satu stasiun TV di Jepang (Sumber: Twitter @rumireports)
Setelah gempa terjadi pun seluruh pihak terkait semisal kepolisian, tim pemadam kebakaran, perbaikan jalan dan sebagainya langsung segera mengecek dan mendata seluruh kerusakan yang ditimbulkan dan berusaha untuk memperbaiki kerusakan yang timbul.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Life Hack Selengkapnya
Lihat Life Hack Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun