Mohon tunggu...
Adrian Chandra Faradhipta
Adrian Chandra Faradhipta Mohon Tunggu... Lainnya - Menggelitik cakrawala berpikir, menyentuh nurani yang berdesir

Praktisi rantai suplai dan pengadaan industri hulu migas Indonesia_______________________________________ One of Best Perwira Ksatriya (Agent of Change) Subholding Gas 2023____________________________________________ Praktisi Mengajar Kemendikbudristek 2022____________________________________________ Juara 3 Lomba Karya Jurnalistik Kategori Umum Tingkat Nasional SKK Migas 2021___________________________________________ Pembicara pengembangan diri, karier, rantai suplai hulu migas, TKDN, di berbagai forum dan kampus_________________________________________ *semua tulisan adalah pendapat pribadi terlepas dari pendapat perusahaan atau organisasi. Dilarang memuat ulang artikel untuk tujuan komersial tanpa persetujuan penulis.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pahami Proses dan Argumentasi Logis Pemberian Bintang Mahaputera untuk Fahri dan Fadli

12 Agustus 2020   07:45 Diperbarui: 12 Agustus 2020   09:09 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fahri Hamzah dan Fadli Zon. Sumber: suara.com

Namun, jika kita melihat fakta bahwa pemilihan orang/instansi/organisasi yang mendapatkan gelar ini  telah melalui proses yang sangat panjang dan dari pembahasan sebelumnya tentang bagaimana dari usulan sampai dibahas oleh Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan serta syarat umum dan khusus yang saya pikir telah dipenuhi oleh Fadli dan Fahri saya tidak berkeberatan agar negara memberikan penghargaan terhadap mereka.

Lebih dari itu kita melihat kedua orang ini secara konsisten menjadi penyeimbang dan pengkritik pemerintah dikala tampuk kekuasaan pemerintah saat ini mendominasi bahkan lebih dari 60% kursi parlemen. Mereka tidak takut tampil untuk secara blak-blakan mengingatkan dan menyindir pemerintah atas berbagai kebijakan yang dilakukan. 

Ini sebenarnya yang kita perlukan saat ini tantangan dan narasi kritis agara mekanisme checks and balances tetap dijalankan khususnya untuk cabang kekuasaan legislatif. Kita tidak mengingkan tentunya parlemen hanya seperti boneka bagi eksekutif karena ingat seperti John Acton katakan bahwa "Power tends to corrupt, and absolute power corrupts absolutely."

Kita juga harus paham bahwa penghargaan ini diberikan ketika mereka berdua sudah tidak menjabat sebagai Wakil Ketua DPR RI lagi, sehingga ruang kritis dan sorotan tidak selalu berada pada pundak mereka. 

Argumentasi bahwa penghargaan ini hanya untuk membungkam kedua tokoh tersebut tentu kurang relevan lagi, mengapa tidak ketika mereka masih menjabat saja diberikannya agar mereka bungkam? Dan apakah ada jaminan mereka juga bungkam ketika diberikan penghargaan? Karena sejatinya yang memberikan BUKAN PEMERINTAH tetapi NEGARA yang dilaksanakan sesuai perundang-undangan yang kebetulan mengamanatkan mekanismenya dijalankan oleh pemerintah.

Secara rekam jejak sejauh yang kita tahu juga kedua tokoh tidak pernah terlibat kasus tindak pidana korupsi dan bebas dari kasus suap menyuap meski godaan ketika menjadi Wakil Ketua DPR RI pasti sangat kuat, sangat berbeda dengan Mantan Ketua DPR RI Setya Novanto yang kini di pesakitan karena kasus papa minta pulsanya.

Selain itu, rekam jejak mereka dalam perjuangan politik sudah jauh dilakukan ketika mereka remaja dimana Fahri dan Fadli adalah sama-sama aktivis tahun 1998. Mereka juga secara konsisten memperjuangkan isu-isu sosial kemanusiaan yang patut diperjuangkan. Fahri Hamzah sendiri pernah menjadi pimpinan organisasi KAMMI serta bagian Dewan Kehormatan DPR RI. 

Sedangkan Fadli Zon dikenal berprestasi sejak remaja dimana dia sempat bergabung program AFS ke Amerika Serikat menjadi Mahasiswa Berprestasi UI dan menjuarai berbagi lomba lainnya bahkan dalm kancah internasional dia sempat menjabat Presiden Global Organization of Parliamentarians Against Corruption (GOPAC) atau Organisasi Parlemen Antikorupsi Sedunia

Terlepas dari itu semua, saya pikir pemberian penghargaan ini juga menjadi momentum bagi  Bung Fahri dan Fadli untuk semakin memperbaiki citra politik mereka di tengah kontroversi yang pernah mereka lakukan.

Ini menjadi tantangan bagi mereka juga untuk tetap menjadi konsisten untuk menyeimbangkan kekuasaan meski tidak dalam kursi elite politik di senayan, membuktikan bahwa kritik tidak selalu menjatuhkan, namun juga menyeimbangkan dan menjadi inspirasi bagi para politikus lainnya di senayan.

Jujur dapat dikatakan saya merindukan kritikan dan celetukan tajam dari kedua tokoh politik ini. Sangat berbeda dengan sekarang dimana nada berseberangan dan kritikan banyaknya datang dari luar parlemen, bahkan media sosial semata. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun