Aku sering bingung mengapa Hari Kartini harus selalu dikaitkan dengan kebaya dan sanggul lalu diadu dalam sebuah kompetisi?
Memilih yang paling mirip Kartini?
Tapi aku pikir kita tidak perlu selalu bekutat dalam menjadi siapa yang lebih mirip Kartini ataupun siapa yang lebih Kartini
Aku pikir Ibu Kartini akan lebih bangga jika setiap pribadi menjadi diri sendiri
Namun, mengamalkan nilai-nilai perjuangan yang dirintisnya agar tetap lestari
Jujur aku tidak terkesima pada mereka yang mengklaim sebagai "Kartini Masa Kini", namun abai sebagai Ibu sekaligus Anak dan Istri
Aku merasa biasa saja kepada mereka yang merasa "paling kartini" hanya karena bersolek dan berposisi tinggi, namun tidak pernah ikut serta membangun keluarga, masyarakat, dan lingkungan sendiri
Aku lebih kagum kepada mereka perempuan yang berjuang keras membersihkan jalanan ibukota setiap pagi, hanya demi makan dan pendidikan anak-anaknya terpenuhi
Aku angkat topi kepada adik-adik perempuan kami yang selalu berjuang memperkaya khazanah keilmuannya sejak dini meski harus ke sekolah tanpa alas kaki, meski kerap tidak sarapan pagi, dan meski pula tidak dilengkapi fasilitas yang memadai
Aku harus merendah diri di hadapan para Ibu yang setiap hari dengan tulus dan ikhlas menyiapkan sarapan pagi, menyapu sana-sini, belum memandikan anaknya lagi, bahkan dia sampai lupa untuk mengurus diri sendiri; jika sakit dia berusaha membohongi diri sendiri dengan alasan semua dilakukan pakai hati
Namun, aku tidak menafikkan masih banyak perempuan-perempuan tangguh di negeri ini yang berjuang dengan jalannya sendiri