Mohon tunggu...
Adrian Chandra Faradhipta
Adrian Chandra Faradhipta Mohon Tunggu... Lainnya - Menggelitik cakrawala berpikir, menyentuh nurani yang berdesir

Praktisi rantai suplai dan pengadaan industri hulu migas Indonesia_______________________________________ One of Best Perwira Ksatriya (Agent of Change) Subholding Gas 2023____________________________________________ Praktisi Mengajar Kemendikbudristek 2022____________________________________________ Juara 3 Lomba Karya Jurnalistik Kategori Umum Tingkat Nasional SKK Migas 2021___________________________________________ Pembicara pengembangan diri, karier, rantai suplai hulu migas, TKDN, di berbagai forum dan kampus_________________________________________ *semua tulisan adalah pendapat pribadi terlepas dari pendapat perusahaan atau organisasi. Dilarang memuat ulang artikel untuk tujuan komersial tanpa persetujuan penulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belajar dari Pak Achmad

4 April 2019   11:13 Diperbarui: 4 April 2019   11:22 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak lama setelahnya percakapan kami pun harus terputus karena saya sudah sampai ditujuan, saya pun mengucapkan terima kasih atas cerita dan pelajarannya kepada Pak Achmad. 

Saya membatin di usia yang tak lagi muda beliau harusnya dikelilingi oleh keluarga dan orang-ornag yang dia cintai, namun faktanya sekarang Beliau sendiri dan merasa kesepian, sampai-sampai bekerja menjadi supir taksi karena ingin mencari kegiatan agar tidak merasa kesepian di rumah.

Mari sama-sama kita jaga orangtua kita, seringlah mengunjungi orangtua kita atau setidaknya menanyakan kabar mereka meskipun kita jauh. Benar kita memang sudah berkeluarga dan memiliki pekerjaan yang yang menuntut banyak waktu kita. Tetapi, apakah kita tidak punya waktu untuk sekedar menanyakan kabar mereka yang hanya memakan waktu sekitar 5-10 menit? Ingatkah kita bahwa mereka meluangkan bertahun-tahun waktunya hanya untuk mendidik dan membiaya hidup kita tanpa pamrih? Kita tidak mau melihat orangtua kita menjadi Pak Achmad selanjutnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun