Mohon tunggu...
Adrian Pramana
Adrian Pramana Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Tulisan kelas teri

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Anti Food Waste

26 Februari 2016   19:22 Diperbarui: 27 Februari 2016   17:15 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="twitter/ehbdg"][/caption]

Pola konsumsi kita, yang tidak pernah sadar bahkan lupa salah satunya adalah mengkonsumsi makan dengan tersisa di meja makan, tak pernah menghabiskan apa yang dimakan, menyisirnya dan membuangnya. Tahukah sobat? Ada dampak dari apa yang kita lakukan tersebut.

Jika melihat realita sosial disekitar, diluar sana banyak yang masih belum mengkonsumsi pangan, hingga kelaparan,  di negara lain krisis pangan dan bencana kelaparan menjadi ancaman. Lalu kadang kita yang cukup, seolah lupa akan realitas tersebut. Belum problematika petani  yang bahkan kita lupa apa yang mereka lakukan demi tercukupnya pangan untuk dikonsumsi. Ladang yang setiap hari di suburi, di rawat, supaya apa yang ditanam bisa menjadi sumber ekonomi yang cukup, kebutuhan masyarakat yang membutuhkannya pun tercukupi. Dengan tak sadar hasil dari petani dengan berbagai prosesnya yang tak mudah sampai ditangan kita.

Menurut data UNEP dan World Resources Institute (WRI), sepertiga dari seluruh makanan yang diproduksi di seluruh dunia mempunyai nilai sekitar US$ 1 Trilliun. Dan semua nilai tersebut hilang dan terbuang dalam produksi dan pangan kita. Jika hal tersebut diubah kedalam kalori maka 1 dari 4 kalori yang kita konsumsi terbuang, artinya jika makanan yang kita konsumsi tersisa dan tidak pernah habis maka sama dengan membuang 1 kalori didalamnya.

[caption caption="twitter/ainibenigs"]

[/caption]

Setiap tahunnya, konsumen di negara negara industri membuang sebanyak makanan yang diproduksi di sub sahara Afrika ( 222 juta ton pangan dengan 230 juta ton pangan).  Jumlah makanan yang hilang dan terbuang setiap tahun dalam skala konsumsi dunia sebesar 2,3 miliar ton data 2009/2010-UNEP.

Data diatas adalah gambaran kecil dari pola konsumsi kita, bagaimana konsumsi makan kita sampai memiliki dampak cukup jauh, jika terus terjadi dan pola konsumsi yang tak berubah maka permasalahan baru muncul, permasalahan limbah makanan, sampah yang dihasilkan , krisis pangan dan lainnya. Food waste fact, di Amerika serikat sampah organik merupakan komponen tertinggi kedua di tempat pembuangan sampah, dan sampah organik merupakan sumber terbesar dari emisi gas metana.

[caption caption="twitter/ehbdg"]

[/caption]

Lalu apa yang harus kita lakukan?

Mari bepikir dan melakukan, merubah pola konsumsi dari biasanya.  Menjadi konsumen cerdas dan lebih bijak, konsumen yang baik adalah konsumen yang bertanggung jawab dengan apa yang di beli, apa yang di konsumsinya. Bertanggung jawab apa yang di makan, lalu menghabiskannya, makan dengan porsi yang cukup jika memang perut selalu merasa mudah kenyang atau membawa pulang sisa makanan dari restoran dibanding membuangnya percuma. Menyimpan sisa makanan, akan berdampak pada penghematan uang juga menyelamatkan lingkungan.

Mari kita mulai menjadi konsumen yang lebih cerdas dari biasanya, mulailah menghabiskan makanan dibandingkan dengan menyisakanya atau membuangnya.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun