Mohon tunggu...
Adolf Izaak
Adolf Izaak Mohon Tunggu... Karyawan swasta -

Orang kantoran tinggal di jakarta yang suka moto, traveling, di negeri tercinta Indonesia. bercita-cita ingin menjadi travel writer, travel photographer, khusus Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Formula Belajar Fotografi Otodidak

15 April 2017   09:38 Diperbarui: 15 April 2017   18:00 1972
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen pribadi. Cara pegang kamera yang benar saat motret juga bagian pembelajaran fotografi

Jika sudah menentukan mana yang paling di sukai, fokus dan perdalam-lah bidang tersebut. Tentu sambil tetap memperhatikan cabang-cabang fotografi yang lain. Saya belajar dari pengalaman, sangatlah tidak tepat hanya karena sudah suka pada satu bidang, misalya landscape, lalu menutup diri untuk tidak melihat-lihat karya lain.

Tujuan melihat foto-foto adalah mengisi refrensi di otak yang berguna saat mempraktek-kan. Cukup banyak foto-foto menarik justru dihasilan setelah mendapat inspirasi dari karya fotografer lain. Proses ini bukan mencontek ya. Menghasilkan foto yang mirip-mirip karya lain adalah sah-sah saja. Misalnya foto di Bromo saat pagi hari dari bukit Penanjakan. Banyak banget foto-foto serupa yang di hasilkan pemotret yang berbeda.

Ketiga. Ini yang paling penting. Praktek.....belajar teori, melihat-lihat, kalau tidak di praktek-kan adalah sia-sia. Praktek langsung motret harus mendapat porsi yang lebih banyak di banding teori dan melihat-lihat tadi.

Pastinya saat praktek bukan sekedar pencet tombol shutter. Ada pertimbangan atau perhitungan fotografis. Misalnya saja saat melihat obyek menarik, terbersit dalam pikiran kenapa tertarik motret itu. Bagaimana cara motret agar menghasilkan foto yang menarik dari sudut pengambilan (angle). Exposure harus di setting under, normal atau over? Kamera harus di setting bagaimana, apakah cukup menggunakan tombol Auto yang paling mudah, atau memilih tombol “P” (program – semi otomatis), “A” (Apperture), “S” (Speed), atau “M” (Manual). Pilihan itu jika menggunakan kamera DSLR atau pocket jenis Prosumer .

Dokumen pribadi. Praktek & Hunting bersama teman-teman fotografer
Dokumen pribadi. Praktek & Hunting bersama teman-teman fotografer
Intinya adalah sebelum motret ada pertimbangan, perhitungan, berdasarkan teori yang sudah di serap dan dipelajari.

Ada fenomena menarik saat motret masih menggunakan kamera analog dan film dengan kamera digital. Teman-teman yang masih menggunakan kamera film tidak sembarang pencet tombol shutter. Ia akan berpikir dulu. Selain bertujuan menghasilkan foto menarik juga agar tidak sia-sia mengumbar film. Pemborosan biaya jika asal jepret aja, tutur salah satu rekan fotografer waktu masih mengunakan film.

Yang sudah menggunakan digital beda lagi. Karena tidak menggunakan film, tidak ada kendala boros tidaknya dari sisi biaya. Tokh bisa di hapus. Tokh bisa dipake berulang-ulang. Maka tanpa ragu-ragu pencet tombol shutter sebanyak-banyak-nya.

Bagi pengguna analog dan film, berusaha jangan berbuat salah, foto yang dihasilkan pasti bagus, saat memutuskan pencet tombol shutter. Beda bagi pengguna digital, jangan takut berbuat kesalahan. Belajar dari kesalahan. Karenanya pencet-lah shutter sebanyak-banyak-nya. Setelah di lihat di komputer, baru pelajari dimana letak kesalahannya.

Dokumen pribadi. Praktek tunggal fotografi.
Dokumen pribadi. Praktek tunggal fotografi.
Formula Belajar Otodidak

Ya itu hanya perbedaan cara untuk menghasilkan foto menarik. Kebetulan di tunjang kondisi teknologi berbeda dari masing-masing kamera. Walau menurut saya pribadi berdasarkan pengalaman, pengguna kamera analog dan film lebih memiliki intuisi yang lebih kuat dan lebih baik untuk menghasilkan foto menarik di banding pengguna digital.

Dari uraian panjang lebar tadi, secara proses belajar secara otodidak dapat di rumuskan dalam rumus yang sederhana agar mudah mengingatnyha. 50-25-25.Atau rumus lain1-1-2. Wuaaaa….apa-an tuch? Bingung ya…? Pasti. Baiklah, berikut penjelasannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun