Mohon tunggu...
Adolf Izaak
Adolf Izaak Mohon Tunggu... Karyawan swasta -

Orang kantoran tinggal di jakarta yang suka moto, traveling, di negeri tercinta Indonesia. bercita-cita ingin menjadi travel writer, travel photographer, khusus Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Berguru kepada (Gudeg Tempo Doeloe) Mbah Lindu

26 Maret 2017   20:22 Diperbarui: 27 Maret 2017   10:00 3157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koleksi pribadi. Ciri khas jika kita menyantap di tempat, tidak menggunakan piring melainkan daun pisang. Khas Gudeg tradisional

Sejak berkenalan dengan mbah Lindu, saya selalu sempatkan mampir. Meski tempat terbatas, saya selalu memilih menyantap disana. Makan di tempat terasa lebih nikmat ketimbang bawa pulang. Penyajiannya menggunakan pincuk daun pisang tanpa di lapis piring atau sejenisnya. Asyik khan. Benar-benar tradisional. Saking cocok di lidah biasanya nambah atau minimal satu setengah porsi. Tidak pernah berubah pilihan menu, gudeg, telur, tahu, krecek, sambel.tidak pernah menikmati ayam kampung meski katanya nikmat. Tidak mikir-kan lagi harga karena menurut saya sudah cukup murah. Kisarannya sekitar 15 ribu-an.

Lebih dari itu melihat penampilan bu Lindu, saya jadi baper, terbawa perasaan. Saya teringat dengan nenek almarhum. Sayang, saya tidak lama bersama nenek. Usia 8 tahun nenek sudah di panggil menghadap Sang Pencipta. Terkenang, sempat merasakan bagaimana perhatian dan rasa sayang nenek terhadap saya. Saat bu Lindu meracik pesanan dan menyerahkan saya, persis yang dilakukan nenek saat menyiapkan entah makan pagi atau siang ke saya. Saya masih ingat itu. Tidak jarang nenek memasak langsung untuk saya. Persis seperti bu Lindu dari A-Z menyiapkan semuanya untuk pelanggan. Oalaaaaa......kayak beginilah kalau udah baper.

Koleksi pribadi. Foto selvie dengan latarbelakang lapak Gudeg mbah Lindu
Koleksi pribadi. Foto selvie dengan latarbelakang lapak Gudeg mbah Lindu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun