Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Jakarta: Ternyata Tidak Semuanya Benar....

7 Desember 2014   22:33 Diperbarui: 25 Januari 2022   11:22 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa yang terlintas di benak Anda sewaktu menyebut Kota Jakarta? Bagi saya sebagai orang daerah yang tidak bertempat tinggal di Ibu Kota, persepsi saya mengenai Kota Jakarta banyak dibentuk oleh media.

Dalam hal ini pemberitaan lewat TV nasional, koran, radio, dan media lainnya. Kalaupun tidak dari media, dari apa kata teman, saudara, tetangga dan rekan kerja dan hubungan pertemanan lainnya. 

Sudah wajar apabila apa yang kita lihat dan kita dengar sangat mempengaruhi persepsi kita. Di benak saya, Jakarta identik dengan macet, banjir, ramai, mahal dan kriminalitas tinggi. Nilai sosial nya kurang, maksudnya ada istilah lue - lue, gue - gue. Bahkan ada istilah : Emang Gue Pikirin (EGP). 

Media menayangkan gambaran mengenai Kota Jakarta dengan segala "kekurangannya" sehingga membuat sebagian orang (termasuk saya) berpikir dua kali untuk harus tinggal di Jakarta. 

Mental sudah drop duluan. Rasa nyaman dan aman dengan rutinitas kerja dan kehidupan sebagai orang daerah rasanya terlalu mahal bila ditukar dengan berdomisili di Jakarta. Mungkin itu yang ada dibenak saya. Tapi ternyata tidak semuanya benar. Paling tidak menurut saya..he..he 

Beberapa hari yang lalu, kantor saya mengadakan Acara Meeting Nasional di Bogor. Saya mewakili cabang harus hadir. Ada perasaan senang karena saya ingin lihat Jakarta seperti apa sekarang. Tapi ada rasa was - was juga takut kecopetan dan lain - lain. 

Seingat saya terakhir saya ke Jakarta empat tahun yang lalu. Itupun hanya sehari. Untuk agenda meeting ini, saya sengaja mengambil cuti lanjutan dua hari, supaya setelah meeting, saya masih punya cukup waktu untuk mengunjungi keluarga - keluarga saya di Jakarta. 

Dan saya mencatat beberapa hal selama perjalanan di Jakarta yang mempengaruhi persepsi saya mengenai Ibu Kota. Apa saja ?

 1. Tidak semua harga makanan di Jakarta mahal. Jangan berpikir semua harga makanan di Jakarta itu mahal. Saya makan seporsi nasi dengan lauk ikan tuna (cakalang) , sayur kacang dan tempe goreng hanya 8 ribu rupiah. 

Wow...lebih murah dari rata - rata harga makanan dengan porsi yang sama di Denpasar , Lombok atau Sumbawa. Saya membandingkan dengan tiga kota tersebut karena saya pernah kuliah dan juga tinggal di sana. Minumnya teh manis hangat seharga 2 ribu. Total 10 ribu rupiah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun