Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Dilema Ibu Pekerja, Apakah Salah Membawa Anak ke Kantor?

21 Desember 2021   16:01 Diperbarui: 22 Desember 2021   19:46 957
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi anak dibawa ke kantor. (Gambar diambil dari freepik via kompas.com)

Kedua, kecenderungan anak yang dibawa sudah berusia di atas 2 tahun. Pada umumnya di usia segini anak sudah bisa bermain sendiri. 

Si ibu hanya perlu memikirkan di tempatkan di mana di kantor nanti dan diberi mainan ato aktifitas apa agar si anak fokus ke situ tanpa mengganggu aktifitas kerja ibunya. 

Ketiga, jarang terjadi namun bisa juga jadi penyebab adalah tak ada yang mengawasi buah hati di rumah. 

Bila si anak biasanya dijaga oleh asisten rumah tangga, baby sitter ato mungkin neneknya, bisa saja suatu saat ada kendala dan mau tak mau, si anak diboyong ke kantor.

Keempat, niatnya mau mengenalkan si anak pada lingkungan kerja ibunya. Umumnya pada buah hati yang sudah berusia 4 tahun ke atas. Sudah bisa di ajak ngobrol dan berkomunikasi oleh sesama rekan- rekan kerja si ibu.

Pengalaman langsung berinteraksi dengan si ibu yang bekerja ditemani si anak, salah satunya di bengkel langganan. Seorang pegawai kasir sembari melayani saya dia juga disibukkan sama anaknya usia 4 tahun. 

Saya membiarkan dulu si pegawai itu menyelesaikan urusannya dengan anaknya baru melayani pembayaran ongkos servis saya di jam 10 pagi saat itu. Sebenarnya masih ada juga contoh lain yang dijumpai. 

Bagi saya memang dilema bagi perempuan yang memiliki anak terutama di bawah 10 tahun antara bekerja ato membiarkan buah hatinya di rumah saja. 

Di satu sisi bila membawa ke tempat kerja, otomatis butuh pengawasan, butuh tempat bermain dan butuh aturan yang membolehkan itu. 

Namun bila demi pekerjaan mereka meninggalkan buah hati di rumah, tentu ada rasa bersalah dan melawan kodrat sebagai Mama yang seharusnya bersama dalam tumbuh kembang anak. 

Apakah itu demi uang dan kebutuhan finansial rumah tangga termasuk kebutuhan si buah hati,  tentu alasannya beragam antara si wanita tersebut dan pasangannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun