Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sisi Lain Nostalgia Masa Kecil Generasi 90 an, Anak SD "Dipaksa" atau "Terpaksa" Dewasa

25 Juli 2021   16:41 Diperbarui: 29 Juli 2021   12:30 824
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber:blogvendr.blogspot.com

Namun karena popularitasnya di masa itu, lagu ini jadinya dihafal oleh anak-anak yang tumbuh dan besar bersamaan hits-hits memori ini. 

Sekarang bila Anda buka youtube, betapa banyak para komentator yang sudah usia di atas 30 tahun hingga 50 tahun, yang meninggalkan jejak tulisan di channel lagu memori itu dengan kata dan kaimat semacam ini : Jadi ingat jaman SD , jadi ingat sering di putar di rumah, jadi ingat sering ikutan nyanyi, jadi ingat Si A, SI B, SI C dan lainnya. 

Ini karena lagu-lagu tersebut memorial banget karena punya kesan dan pengalaman emosional dalam perjalanan tumbuh kembang dulu. 

Dan jangan kira lagu pop aja, tapi genre dangdut juga. Cucu Cahyati dengan lirik lagu yang nancep banget : mabuk lagi judi lagi..# hehe, tarik Kak..haha. Pas mantap lagi dengan tokoh Pak Ogah di serial Unyil 90 an yang sukanya palakin anak kecil  minta cepeh

Satu lagi lagu dangdut milik Tante Veti Vera. Malah menyarankan lewat single dangdut nya : "yang sedang-sedang aja"...Terlalu panjang jangan,terlalu pendek jangan. terlalu keras jangan, terlalu besar jangan

Lha coba pikir anak SD atau anak TK jaman itu, mungkin pas dengaar bisa jadi nanya sama Mama atau Papanya : Apanya yang panjang Pa? Maksudnya yang sedang-sedang itu apa Ma?. Hal ini dikarenakan kebiasaan suka bertanya atau suka ingin tau kadang dialami juga sebagian anak dalam masa pertumbuhan. 

2. Kata orang anak jaman sekarang mudah terpapar media dewasa lewat tayangan internet di HP, kalo jaman dulu gimana? 

Jaman dulu belum ada HP, internet belum banyak dijangkau, karena dari yang saya baca, surat menyurat lewat email di Indonesia baru booming di awal 90 an. Meski demikian, materi dewasa masuk ke lapisan masyarakat melalui majalah, tabloid,koran hingga novel dan cerpen. 

Paling nyata adalah Majalah Popular atau Majalah Matra di jaman dulu. Segmen khusus pembaca dewasa, namun karena dijual bebas dan siapa siapa mau beli juga ngga ditanya umur berapa, sehingga sampai ke siapapun, even itu anak SD atau anak mulai akil balik di usia belasan. 

Salah seorang narasumber yang flash back ke masa kecil dan kini berusia 38 tahun, berkisah bahwa di jaman SD dulu, diam-diam membeli Majalah Populer karena ada foto para artis dewasa dalam balutan baju renang alias berbikini heppy...Toh juga tak pernah di larang siapapun yang beli. 

" Sambil membeli Majalah Bobo, saya juga diam diam melirik Majalah Popular yang sampulnya ada Tante Sophia Latjuba masih yang cantik dan seksi itu...." katanya sambil tertawa 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun