#Mie Instant #Mie Goreng #Mie  Kuah #Pop Mie....#
Apa jadinya mahasiswa tanpa mi instan? Sudah pasti kesulitan mencari makanan cadangan P3K, alias Pertolongan Pertama Pada Kelaparan.Â
Ketika lambung meronta -ronta disertai dompet dan ATM rindu berat sama kiriman, ke sanalah para mantan mahasiswa dan pejuang gelar masa kini berlari.Â
Come to Mie Instant ibarat Come to Papa ato Come to Mama. Hangat kuahnya dan aroma gurihnya, ibarat pelukan kasih sayang bagi perut keroncongan.Â
Tak peduli jenis kelamin, mau cewek ato cowok, hampir semua mereka punya kisah seputar mi.Â
Mulai dari  ngestok di kamar, ngeutang di warung samping kosan, hingga semangkok dibagi dua sama teman lainnya.Â
Ketika kiriman transfer masuk, mi enak instan itu dicuekin. Diduakan karena selingkuh dengan KFC, McD, nasi padang, rendang sapi, ,ayam grepek kebab hingga pasta.Â
Namun manakala dana menipis, pelan -pelan mulai berpikir tuk belanja sejumlah mi instan dan memasukkannya dalam lemari kamar. Ketika darurat defisit, dikeluarkan lah cadangan makanan tersebut.Â
Tak ada akar, rotan pun jadi. Tak cukup beli satu porsi nasi dengan lauk, cukuplah jadikan mi instan sebagai lauk. Paling tidak aroma dari kuahnya atau bumbu gorengnya, bisa bikin lidah bergoyang.Â
Berfantasi serasa ayam goreng atau kuah soto kambing, Hmm....hehe.Â
Berapa tahun kuliah, sepanjang itulah warna -warni kemesraan mahasiswa dengan mi instan. Mau mi goreng, mi kuah, atau pop mie, yang penting makanannya nasi putih. Begitulah orang Indonesia, mau masakan apapun, tak kenyang bila tak ada nasi.Â
Perpaduan nasi putih disiram kuah mi, sudah pemandangan  biasa.Sudah jamak pula nasi putih dilahap dengan mi goreng. Padahal para mahasiswa itu,sudah pernah belajar atau sadar soal gizi, bahwa kedua makanan ini sama -sama sumber karbohidrat.Â