Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Jasa Mi Instan dalam Selembar Ijazah Sarjana

30 Maret 2021   23:15 Diperbarui: 31 Maret 2021   02:00 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: psdm.org_Ini bukan karena kelaparan

#Mie Instant #Mie Goreng #Mie  Kuah #Pop Mie....#

Apa jadinya mahasiswa tanpa mi instan? Sudah pasti kesulitan mencari makanan cadangan P3K, alias Pertolongan Pertama Pada Kelaparan. 

Ketika lambung meronta -ronta disertai dompet dan ATM rindu berat sama kiriman, ke sanalah para mantan mahasiswa dan pejuang gelar masa kini berlari. 

Come to Mie Instant ibarat Come to Papa ato Come to Mama. Hangat kuahnya dan aroma gurihnya, ibarat pelukan kasih sayang bagi perut keroncongan. 

Tak peduli jenis kelamin, mau cewek ato cowok, hampir semua mereka punya kisah seputar mi. 

Mulai dari  ngestok di kamar, ngeutang di warung samping kosan, hingga semangkok dibagi dua sama teman lainnya. 

Ketika kiriman transfer masuk, mi enak instan itu dicuekin. Diduakan karena selingkuh dengan KFC, McD, nasi padang, rendang sapi, ,ayam grepek kebab hingga pasta. 

Namun manakala dana menipis, pelan -pelan mulai berpikir tuk belanja sejumlah mi instan dan memasukkannya dalam lemari kamar. Ketika darurat defisit, dikeluarkan lah cadangan makanan tersebut. 

Tak ada akar, rotan pun jadi. Tak cukup beli satu porsi nasi dengan lauk, cukuplah jadikan mi instan sebagai lauk. Paling tidak aroma dari kuahnya atau bumbu gorengnya, bisa bikin lidah bergoyang. 

Berfantasi serasa ayam goreng atau kuah soto kambing, Hmm....hehe. 

Berapa tahun kuliah, sepanjang itulah warna -warni kemesraan mahasiswa dengan mi instan. Mau mi goreng, mi kuah, atau pop mie, yang penting makanannya nasi putih. Begitulah orang Indonesia, mau masakan apapun, tak kenyang bila tak ada nasi. 

Perpaduan nasi putih disiram kuah mi, sudah pemandangan  biasa.Sudah jamak pula nasi putih dilahap dengan mi goreng. Padahal para mahasiswa itu,sudah pernah belajar atau sadar soal gizi, bahwa kedua makanan ini sama -sama sumber karbohidrat. 

Namun itu soal belakangan, yang penting kenyang dulu, nanti perut yang atur. Hehe...Ibarat dalam keadaan ganting, ketika tekanan lambung meningkat, yang penting selamat dulu dari agresi busung lapar dan sakit maag. 

Saking berjasanya mi instan, pada saat KKN atau program pemberdayaan ke masyarakat pun, selalu dijadikan alternatif utama pilihan bahan pokok sebagai sumbangan wajib. 

Entah lah, apa karena murah meriah, atau mungkin warga Indonesia memang lekat dengan Supermi dan Indomi. 

Dua merk produk mi yang iklannya akrab di masyarakat dari  generasi ke generasi, sejak tahun 1968. Dari jaman dulu TV masih hitam putih hingga jaman kini, TV masih ditonton lagi nggak yah...hehe. 

Tapi produk mi kekinian sudah makin berkreasi. Ndak mau kalah dengan produk asia lain, yakni android, yang sama -sama asli nya pertama kali dari  produk negara Asia lainnya lalu menyebar ke Indonesia. 

Sebagai sesama Asia, wajarlah kita suka mi. Masuk akal bila produsen dan pabriknya bisa bertahan puluhan tahun di negara ini karena produk makanan yang dijual, tak pernah mati. 

Dengan dukungan teknologi dan banyaknya varian rasa yang baru, bikin kita semua tak bisa jauh dari mi. 

Dan para mahasiswa itu, yang dulunya jatuh bangun mengejar gelar, berdarah -darah menyelesaikan tugas, sudah barang tentu menyimpan banyak memori kemesraan dengan mi. 

Ibarat mantan terindah, yang tak pernah mati.

Entah kenapa, setiap kali melihat selembar ijazah, selalu teringat pada kamu, Mi...

Baca juga: Selalu Ada Risiko, Ini Pentingnya Analisis Kebutuhan Sebelum Melakukan Pinjaman Modal Usaha Kecil

Salam, 

Referensi:
1. wikipedia.org

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun