Itu transfer factor, penguat imun kucing harga sekitaran 10 ribu sebutir. Bila jumlah sekian banyak dibeli pecinta kucing, lumayan juga omzetnya.Â
Ada segmen pasar dari kalangan tertentu yang bikin bisnis nya tetap eksis. Ini kan di kota kecil, bagaimana di kota besar? Sudah pasti lebih banyak toko khusus hewan.Â
Dibenak saya paling cuma satu atau dua orang pasien kucing. Ternyata setelah di kliniknya, mesti mengantri 30 menit karena masih ada 5 kucing sebelum giliran Priti.
Mengobrol dengan para pemilik kucing ras dan non ras itu, mereka mengatakan sudah sering memeriksakan kucingnya ke sini. Ini makin menyadarkan bahwa banyak peminat gemar pelihara Si Pus. Selain kucing, saat itu ada juga yang membawa anjing dan kelinci. Â
Masih dalam kondisi pandemi di 2020 lalu, Pritu sakit. Saya kembali ke Veteriner tersebut. Ternyata masih sama banyak jumlah pengunjungnya. Ini bisa dikatakan, di kota sekecil ini, pandemi tak menyurutkan minat orang memelihara hewan. Sebagian besar adalah kucing kampung seperti saya.
Jejaring antara penyayang kucing dan komunitasnya, tersedianya Pet Shop dan Dokter Hewan beserta kliniknya, bikin perspektif berubah. Ternyata pada kalangan tertentu dengan kesamaan hobi, rantai bisnis dan saling membutuhkan begitu kuat dan tetap eksis.Â
Bila binatang piaraan sakit, pihak Pet Shop merekomendasikan ke Veteriner tertentu. Setelah berobat, tuk perawatan dan nutrisi, Dokter Hewan merekomendasikan membeli ke Pet Shop lagi.
Bahkan di tahun lalu, ketika sedang di Bali dan mencari vitamin kucing, ada Pet Shop yang langsung menyediakan Veteriner langsung di tokonya sebagai konsultan. Ada pula yang ownernya berpendidikan kedokteran hewan. Â
Di sisi lain, saya juga mengamati adanya Pet Shop dan Veteriner membuat event tertentu sebagai edukasi ke  penghobi sekalian membangun komunitas penghobinya. Dengan demikian, rantai bisnis dan jalinan terus terbangun.  Cuman yang seperti ini selama di Sumbawa, apalagi selama pandemi, belum saya ikut.Â
Ini merubah perspektif saya bahwa, Veteriner dan keahliannya, tak hanya menangani hewan ternak yang dikonsumsi warga seperti sapi, kambing, ayam atau pun babi, tapi juga oleh komunitas penghobi binatang khusus seperti halnya pecinta kucing. Di Indonesia, kini udah ada 20 universitas membuka pendidikan tuk profesi ini.Â