Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Putusin Pacar demi "Sahabat" yang Menemani hingga Ujung Usia

18 Januari 2021   18:59 Diperbarui: 18 Januari 2021   19:06 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Luka oleh cinta selama pacaran, bekasnya tak terlihat di luar, tapi perihnya bisa tak sembuh seumur hidup.Betapa kejamnya cinta dengan begitu banyak contoh yang ada. 

So, jadi gimana caranya tau tanda putus cinta? Sederhana aja, bila dia tak bisa jadi 'sahabatmu', baiknya mulai mengevaluasi hubungan. Mengapa acuannya harus sahabat ? 

1. Sahabat bersamamu sepanjang hidup, pacar belum tentu

Sampai saat terakhir di ujung usiamu, sahabat akan ada di dekatmu. Karena persahabatan yang dibangun bukan sewaktu -waktu, tapi long lasting time. Kalian bersama, berbagi kisah dan cerita sebagai individu unik dan saling mengisi sepanjang karunia hidup. 

2. Pacar cenderung memanfaatkan pasangan untuk keuntungannya, sahabat saling memanfaatkan untuk keuntungan bersama

Jaman milenial sekarang, pacaran tak sehat merajalela. Tak sedikit cowok pacari cewek hanya untuk merasakan niikmat tubuh ceweknya di kissing, digrepe hingga hubungan di ranjang.Setelah itu, belum tentu dinikahi, malah dilepas. 

Yang dibutuhkan si wanita lajang adalah kepuasan emosi, malah berkebalikan dengan si  pria yang lebih cenderung ke kepuasan fisik. Udahannya sakit hati berserakan di mana-mana. 

Sebagian pria malah ditolak oleh si perempuan karena tak punya ini itu dan belum masuk kriteria calon pacar. Bukannya bersama -sama membangun dari nol, malah si cewek berhitung mulai dari 1,5, apalagi bila banyak pria yang naksir. Sayang lho pejantan tangguh pulang, semoga tanpa dendam Bro. 

3. Pacar itu syarat dan ketentuan berlaku, Sahabat menerima apa adanya. 

Rasa nyaman dalam bersosial ketika seseorang menjadi dirinya sendiri dan diterima apa adanya. Tentu ini dimulai dari dia berdamai dengan dirinya sendiri. Dalam berpacaran, padahal belum tentu menikah juga, cenderung sudah bikin standar tertentu. 

Padahal aslinya akan terlihat apa adanya setelah menikah karena pada saat pacaran, masing-masing hanya mau terlihat menarik dan berusaha memberi kesan menarik pada calon pacar. Setelah jalan bersama, akan ketahuan aslinya. Timbul rasa tak cocok, ujung-ujungnya tak nyaman dan berakhir putus. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun