Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Godaan Iklan Awet Muda Menyasar Konsumen, Antara Realita dan Logika

21 Januari 2021   14:42 Diperbarui: 22 Januari 2021   10:59 730
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak orang ingin berumur panjang, tapi tidak ada yang ingin menjadi tua.....

Beberapa hari lalu, saat hendak tidur malam, saya melihat iklan produk awet muda. Salah seorang nasabah di kantor, mengupdate nya di status WA. Saya lalu coba tuk browsing dan menemukan beberapa gambar serupa. Lantas kepikiran tuk menulis. 

Saya tertarik pada redaksional bahasa promosinya. Entah majas apa yang digunakan sebagai senjata agar mempersuasi calon konsumen. Namun menilik kata demi kata, tersirat unsur perbandingan, sindiran,pertentangan dan penegasan. Gado-Gado coy !

Sebentar....Saya bukan ahli bahasa jadi ngga fokus ke betul atau salah komposisi atau diksi. Hanya kok rasanya gatel ya. Nih pembuat konten sepertinya menusuk dengan logika. Mencabik-cabik pikiran kaum perempuan yang usianya sudah tak muda.  

"Sama-sama umur 60 tahun, yang satu uangnya dipakai di badan, yang satu dipakai merawat badan"

Mari cermati dulu, ada beberapa yang rasanya menarik dari iklan ini atau yang sejenis : 

1.   Mengapa usia 60 tahun sebagai patokan? Mengapa bukan 50 atau 40?

Saya kenal banyak nasabah emak-emak dengan beragam profesi. Mungkin kebetulan karena bidang kerja yang mengharuskan saya mesti melihat dan menverifikasi data tahun lahir pada identitas kependudukan. Sebagai acuan maksimal umur untuk dibiayai adalah 65 tahun, jadi anggap saja tahun lahir maksimal 1955. 

Meski barisan para Mama ini masuk katagori lansia, sebagian besar masih sehat dan aktif. Tak sedikit adalah pensiunan PNS yang berwiraswasta atau mereka yang dari mudanya  sudah tekun berbisnis. Nah prosentase terbesar bila dibedah untuk debitur wanita, secara usia adalah mereka yang usia 55 tahun ke bawah hingga 30 tahun. Wajar memang. 

Pada rentang usia ini mah lagi produktif-produktifnya. Produktif cari uang, mengaktualisasi diri, mengejar karir, membesarkan buah hati, hingga program bikin anak atau merencanakan tambah momongan. Bila dibedah lagi jenis pekerjaannya,hampir seimbang antara yang kerja kantoran sama wiraswasta. 

Pembuat konten membatasi usia 60 tahun mungkin patokannya adalah di Indonesia,  umumnya sudah tak banyak wanita pekerja kantoran di usia segitu karena batas usia maksimum pensiun di kisaran 55 hingga 58 tahun bagi PNS dan karyawan swasta, kecuali guru atau dosen bisa hingga umur 60 tahun. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun