Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Gigi Manusia Kadang Bikin Tak PD Pemiliknya, namun Tetap Harus Dirawat

29 Desember 2020   19:10 Diperbarui: 31 Desember 2020   10:59 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: rocadental.com

Kapan terakhir kali ke Klinik Gigi? 

Sudah setahun lebih ngga bersihin karang gigi. Alasannya karena takut Covid. Kebayang ntar gimana -gimana kalo di suruh buka mulut. Mungkin itu hanya kekuatiran diri sendiri. Buktinya beberapa teman di kantor menyambangi dokter gigi sepanjang Januari sampai November 2020. 

Dari penuturan mereka, tujuan ke klinik gigi itu karena ada yang giginya berlubang dan rasanya nyut nyut an. Minum ngga enak apalagi makan. Tapi kalo cipika cipiki ma pasangan saat mau berangkat kantor, rasa sakit dan ngilunya diabaikan. Meski setelah itu kerasa lagi. Hmm...jadi ikutan senyum dengar candaan demikian.  

Sejumlah sahabat itu berkunjung ke klinik Gigi karena memang sedang sakit giginya. Bukan karena alasan preventif sebelum terjadi sesuatu sama giginya. Namun apa  yang ada dibenak mereka sepertinya mewakili sebagian besar kita yang lain. 

Masyarakat kerap abai sama gigi geligi karena organ ini mungkin tak sevital organ lain. Faktanya, meski dianggap kecil, namun berpengaruh besar terhadap kesehatan juga estetika seseorang. 

Saya bukan dokter gigi atau yang dulunya belajar mengenai proses tumbuh kembang gigi. Namun konsen terhadap perawatan organ yang membentuk visual wajah manusia ini berawal dari kedekatan dengan sejumlah mahasiswa FKG (Fakultas Kedokteran Gigi) dalam sebuah komunitas pemuda. 

Mereka -mereka itu yang kini sudah jadi Dokter Gigi di daerah, dulunya juga sempat dibantu mencarikan calon pasien untuk praktek kasus, untuk kebutuhan studi mereka. 

Jadinya beberapa anak -anak dalam pelayanan  yang kebetulan bermasalah dengan giginya, direkomendasikan. Termasuk menawarkan ke teman -teman dan para kenalan. 

Saya sendiri juga jadi pasien percobaan karena letak gigi geraham bawah paling ujung, di sebelah kiri, letaknya ngga simetris. Tumbuhnya ngga sejajar, tapi miring dikit ke dalam. Jadi jumlah gigi di rahang bawah itu ada dengan kondisi satu gigi geraham bengkok. 

Sumber: openlibrary.telkomuniversity.ac.id
Sumber: openlibrary.telkomuniversity.ac.id
Masih teringat kata si adek Dentist itu, normalnya 16 buah gigi bawah, 16 buah gigi atas. Jadi gigi di rahang bawah saya itu, satu geraham tumbuh terakhir dan miring, satu geraham di bagian kanan bawah tak tumbuh. 

"Yang giginya tak lengkap seperti Kakak, banyak kok. Selama tidak bermasalah dan mengganggu pada saat makan atau minum, ngga papa," demikian katanya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun