Pertimbangan Memilih Bila Ditawari Upah Per Jam
Berdasarkan pengalaman kerja pertama itu, mungkin hanya sekadar sharing, ini beberapa pertimbangan bila ditawari bekerja dengan upah per jam:Â
1. Analisa pengeluaran per hari VS pemasukan per hari
Saya di gaji 40 ribu per hari, status masih single saat itu. Naik angkot pulang pergi ke kantor habis 2000 perak. Sekali makan 5000 (tahun segitu ya), berarti 3 x makan keluar 15 ribu. Karena saya tak merokok,cuma ngopi saja habis 2000 per hari.Â
Total kurang lebih 20 ribu. Jadi dengan upah 40ribu per hari, masih ada lebih 20 ribu. Dikali 15 hari karena bekerja hanya 3 hari dalam seminggu, masih ada lebihnya 300 ribu. Lumayan lah untuk ukuran bujang di jaman itu...hehe.Â
Jadi berhitunglah andai ditawari upah per hari. Tentunya status menikah, atau belum menikah, dengan tanggungan atau tanpa tanggungan, juga sangat berpengaruh terhadap analisa pemasukan VS pengeluaran.Â
2. Adakah bidang kerja lain di perusahaan tersebut, yang dapat menjadi sumber tambahan alternatif untuk penghasilan
Mengapa saya memutuskan iya sewaktu ditawari upah per jam sebagai tenaga di majalah UD tersebut, karena saya melihat ada bidang kerja EO dimana saya boleh ikut sebagai panitia bila ada job.Â
Dengan pengalaman dan analisa sewaktu mahasiswa, bahwa bikin acara di kampus itu biasanya ada sponsor nya dari pihak luar, dan dananya lumayan besar, apalagi bila EO nya adalah UD yang menghandling acaranya pejabat atau pengusaha besar di Pulau Bali.Â
Potensi itu salah satu pertimbangan. Jadi tambahannya, bila melamar kerja dan sebuah perusahaan menawarkan upah per jam, cobalah amati dan bertanya.Â
Apakah ada bidang kerja lain yang dikelola oleh mereka, diman kita sebagai pekerja boleh berpartispasi dan mendapatkan tambahan pemasukan.Â