Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

Tips Melindungi Diri dan Data Pribadi dari Kejahatan Cyber

18 September 2020   19:34 Diperbarui: 19 September 2020   18:50 810
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka bisa tahu tidak ada bank besar di kota kecil, sehingga tidak mungkin menipu dengan memakai bank tersebut. Biasanya digunakanlah bank lain yang terpantau lewat Google Maps, apalagi jika ada fasilitas setor tunai atau transfer bank, itu akan mempermudah penipu menjalankan aksinya. 

3. Media sosial pertemanan di internet
Platform media sosial sudah banyak jenisnya, sekarang berteman dengan seseorang yang punya akses dengan jabatan di suatu perusahaan dapat memudahkan sindikat mendapatkan informasi penting untuk melancarkan aksinya. Apalagi zaman sekarang, tukar tukaran nomor HP dan nomor WA, kadang tak ada batasan. Malah mencantumkan langsung di profil media sosial. Weleh weleh...

Lalu, bagaimana cara mengatisipasi?

1. Bertanya pada orang yang tepat
Seperti yang dilakukan mantan nasabah saya di atas itu. Bersyukur dia tidak transfer uang muka sekian puluh juta yang diminta sebagai DP mobil. 

Bila percaya begitu saja, bisa-bisa duit melayang, kendaraan tak dikirim, nomor dia diblokir dan akun hilang jejak. Ini tidak hanya untuk produk otomotif. Sebaiknya juga perlu hati-hati dnegan produk lain.

2. Ketahui level dan jenjang, SOP, dan peraturan dalam internal perusahaan atau institusi agar tidak mudah ditipu
Sindikat tak tahu peraturan dan kebijakan internal tempat kita bekerja. Selain tak di-publish di media sosial perusahaan atau institusi, biasanya peraturan dan SOP adalah prinsip tata kelola internal yang jadi rahasia perusahaan atau institusi. Dengan mengenali dan mengetahui, mudah bagi kita membedakan ini yang sesuai jalur, ini yang melenceng dari prosedural. 

3. Jangan mudah berteman akrab dengan seseorang di media sosial, bila tak yakin dengan akun orang tersebut
Ada beberapa tanda bila akun itu adalah akun fake (palsu), atau benar dia lah orang yang asli. Bagaimana caranya? 

Mungkin dengan melihat apa yang diunggah, atau DM (direct message) langsung, atau mungkin berhati-hati bila dia meminta info mendetail mengenai diri Anda. 

Mengabadikan foto diri dengan busana atau seragam di tempat bekerja itu juga tidak masalah, cuman kita kadang tak sadar, siapa siapa saja orang yang mengakses akun media sosial kita beserta beraneka foto pribadi di dalamnya. 

Sindikat penipuan dan kejahatan, tak hanya berimbas pada tempat kita bekerja. Tapi juga bisa menyasar diri kita sendiri sebagai korban. Seperti yang kini viral, korban seorang pria muda yang dimutilasi di Apartemen Kalibata. 

Perkenalan dan pertemanan di mulai secara online di Aplikasi Tinder. Tak disangka, orang yang diizinkan masuk dalam hidupnya lewat media sosial, malah menghabisi umurnya karena tertarik pada apa yang dia punya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun