Ini tak pandang KD itu masih hubungan keluarga, hubungan teman atau kenalan. Salah satu hak nasabah kala mengajukan pinjaman (entah online atau konvensional) adalah kerahasiaan.Â
Berharap tak diketahui orang lain (kecuali pasangan). Ada hukum dan etika (baik secara tertulis maupun tidak) yang mengikat perihal itu antara si pemberi kredit, nasabah dan orang yang direkomendasikan sebagai KD. Ada faktor trust (kepercayan) seorang nasabah itu mencantumkan nama si KD.
Misalkan contoh 3 baris percakapan di bawah. Bisa jadi tak hanya kebetulan, tapi benaran ada. Entah di kantor, di lingkungan RT, di lingkungan keluarga besar bahkan sampai di grup WA.Â
" Kok kreditmu di situ ngga dibayar", ujar seorang rekan kerja pada temannya di kantor, dengan nada bercanda berbalut sindiran
"Hmm...dari mana dia tahu?", kata temannya yang nasabah itu dalam hati sembari merenung dengan muka menahan malu
" Saya dikasitau sama si KD", ujar si teman yang menyindir itu sembari ketawa
Hmm...bila sudah begini, akarnya cuma dua, yaitu pertama bocoran si petugas kredit pada KD dan kedua, si nasabah salah memilih KD. Karena tak bisa dihindari, bisa saja petugas penagihan ngomong terbuka apa adanya, namun bila KD itu beretika, tentunya tak akan koar-koar ke orang lain selain ke nasabah dan pasangannya.Â
Dan masalahnya bisa menjadi runyam, lantaran kita hidup di masyarakat yang suka kepo (suka ngomongin) masalah orang lain. Bukan menahan lidah dan menjaga lisan sembari memberi solusi, tapi malah membuat masalah berlipat dengan masalah baru.Â
Di satu sisi si nasabah berjuang untuk mengangsur kewajiban. Di sisi lain, teman yang dipercaya sebagai KD, malah bocor ke mana -mana sehingga diketahui banyak orang.Â
Well, ini 5 pertimbangan dasar memilih seorang dari sekian banyak yang kita kenal, sebagai KD:
1. Pilih orang yang bisa dipercaya
Kepercayaan terhadap seseorang biasanya berdasarkan rekam jejak. Semakin lama kenal, semakin lama berinteraksi, tahulah model dan perangainya.Â