Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Terinspirasi Senja di Pelabuhan Kecilnya Chairil Anwar, Akhirnya "Terdampar" di Kompasiana

30 April 2020   02:07 Diperbarui: 1 Mei 2020   16:50 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber:republika.co.id/foto:batavia_pelabuhan sunda kelapa 1860

Tak perlu kapal besar. Cukup perahu kayu atau perahu motor tuk membelah laut. Rumah -rumah warga di kampung -kampung tersebut umumnya adalah rumah panggung berpondasi kayu atau rumah semi permanen. 

Sepanjang ingatan, di tahun -tahun segitu, rumah -rumah di sisi pelabuhan besar di tengah kota juga tak semuanya rumah batu. Bercampur antara bangunan permanen dengan semi permanen. Termasuk gudang -gudang tua tempat penyimpanan bongkar muat barang dari dermaga. 

pelabuhan jayapura dengan 2 kampung di seberangnya_sumber:detik travel
pelabuhan jayapura dengan 2 kampung di seberangnya_sumber:detik travel
Adanya dua dermaga di tengah kota, yakni pelabuhan besar bagi kapal-kapal dari Tanjung Priok Jakarta atau Tanjung Perak Surabaya itu dan pelabuhan kecil tuk akses transportasi warga dari kampung ke kota, beserta ornamen bangunan apa adanya di kedua sisi pelabuhan, membuat saya mudah memvisualisasikan puisi ini. 

Dalam benak saya bagaimana seorang Chairil Anwar mungkin duduk di sisi dermaga pelabuhan sunda kelapa kala itu, memandang teluk ditemani secangkir kopi dan sebungkus rokok,  lalu mencurahkan isi hatinya lewar coretan puisi. Atau bisa saja dia merekam apa yang dia lihat di sebuah pelabuhan sebagai setting dalam memorinya lantas pulang dan menuangkannya ke dalam sebuah puisi. 

Ide bisa datang dari mana saja. Dan Penyair juga seorang seniman. Seni memilih kata dan menempatkannya dalam larik. Menambahkan emosi dan rasa. Mengungkapkan apa yang ada di dalam hati dan pikiran sang penyair. Meski maknanya tersirat. Dan sedikit ambigu.

Saat usia remaja, saya suka puisi ini tanpa mengerti makna dibaliknya. Ternyata Senja di pelabuhan kecil ditulis di tahun 1949 ketika Chairil Anwar yang lahir pada tahun 1922 itu telah berusia 27 tahun. 


Dia mengagumi seorang wanita cantik bernama Sri Ayati namun tak mampu mengungkapkan isi hatinya. Kegalauan itu dituangkan dalam bentuk puisi meski  akhirnya Chairil Anwar menikah dengan wanita lain. Sedih ya, ternyata memang cinta tak harus memiliki, cukup dikagumi aja...hehe#

Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.

Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap 

(Chairil Anwar_Senja di pelabuhan kecil)

Terinspirasi, Coba -Coba, ujung -ujungnya hari ini 'terdampar'  di Kompasiana

Sejak membaca Senja di Pelabuhan Kecil, muncul niat bikin puisi. Coba -cobalah. Kebetulan di usia jaman -jaman ABG itu sering menghabiskan waktu di perpustakaan daerah. 

Tujuan pertama kesana cari buku pelajaran sekolah. Tujuan kedua bisa baca-baca majalah anak muda,  termasuk lihat -lihat contoh puisi yang dimuat di majalah, tabloid atau koran. 

Akhirnya jadi dua puisi. Kedua puisi itu saya kirimkan ke koran lokal yang masih satu grup dengan Jawa Pos. Tak disangka, salah satu dimuat. Senang juga padahal coba -coba doang...hehe. 

Orang rumah akhirnya tahu karena namanya tercantum di situ. Termasuk juga teman -teman  sekolah. Sayangnya, saya tak pernah simpan dokumentasinya lantaran belum berpikir sampai ke sana. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun