Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

5 Pertanyaan yang Dapat Diajukan Konsumen Bila Melakukan Kredit di Perusahaan Pembiayaan

15 Maret 2020   21:06 Diperbarui: 16 Maret 2020   08:15 3316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Just Sharing....

Pemerintah di daerah sudah merilis UMK alias Upah Minimum Kabupaten di awal tahun 2020. Rata-rata di semua kabupaten dan kota ada kenaikan nominal dibanding tahun sebelumnya. Tak banyak sih naik, namun lebih baik naik daripada turun...hehe.

Dan dalam sejarah penetapan upah minimum, jarang turun karena kebutuhan hidup layak juga bertambah dari tahun ke tahun. Iya kan?

Makin tinggi skala kota, makin besar pula rata-rata UMK bagi pekerja di kota itu. Seorang karyawan yang bekerja di Kabupaten Sumbawa dengan UMK 2,2 juta jangan membandingkan dengan penghasilan temannya bekerja di Surabaya.

UMK di ibu kota Jawa Timur itu rata-rata 4,2 juta perbulan (dilansir dari kompas.com). Wajar ya lantaran beda biaya hidupnya, beda juga biaya-biaya lainya. 

Beda UMK tiap kabupaten dan kota tak menjadi patokan bahwa cicilan dan angsuran kredit juga akan berbeda bagi karyawan yang bekerja di kota A dengan rekannya yang bekerja di kabupaten B.

Tergantung apa dulu yang dikredit, rata-rata persentase lending rate (LR) yang digunakan lembaga pembiayaan sejenis di daerah itu, dan yang terutama pengenaan angsuran beserta bunganya harus melalui mekanisime kontrol oleh OJK. Tak dapat dinaikkan (sesukanya), apalagi bila pemberi kredit bernaung di bawah otoritas yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang nonor 21 tahun 2011 itu. 

Kredit hunian tempat tinggal, misalnya rumah KPR, cicilannya jauh lebih mahal di wilayah yang harga tanah per areanya sudah tinggi. Tapi tak menjamin bahwa kredit kendaraan di daerah yang harga tanahnya itu mahal, akan lebih tinggi dari kabupaten atau kota yang harga tanahnya masih murah. Contohnya saya tinggal di Bali dan tugas di Sumbawa.

Ternyata cicilan kendaraan untuk tipe, merk dan tahun unit yang sama, di Denpasar jauh lebih murah dibandingkan di Sumbawa. Padahal harga tanah di Pulau Dewata sudah sangat mahal dibandingkan di Sumbawa NTB. Pemisalan seperti ini bisa saja sama dengan kota atau kabupaten lain di tanah air. Kembali pada barang apa yang dikredit dan rata-rata bunga yang dipakai di wilayah itu. 

Penghasilan Naik Tapi Masih Kredit Kendaraan?
UMK sudah naik, gaji sudah diterima, tapi mayoritas masyarakat, terutama golongan menengah ke bawah, tak semuanya mampu beli tunai kendaraan. Wajar ya, lantaran harga cash unit-unit kendaraan jauh lebih tinggi dibandingkan penghasilan per bulan sebagai karyawan atau pun sebagai PNS.

Taruhlah sebuah motor Honda Vario seharga 17 juta atau Yamaha NMax seharga dua puluhan juta. Jujur saja tak banyak warga negara Indonesia yang punya penghasilan segitu atau lebih besar dari harga jual kendaraan roda dua itu di dealer showroom di kota mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun