Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Etiskah Penumpang Tidak Saling Kenal Bertanya Hal Privasi dalam Kabin?

6 Juli 2019   20:32 Diperbarui: 6 Juli 2019   22:55 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Megapolitan.kompas.com

Pada Bulan lalu tanggal  14 Juni 2019, saya ada training internal dari kantor di Denpasar.Tiket untuk perjalanan dinas tersebut  sudah di email dari pusat jauh hari sebelum libur lebaran 2019. 

Berangkatlah saya  pada Hari Kamis tanggal 13 Juni 2019 menggunakan pesawat milik maskapai Lion Air. Dari Sumbawa transit di Lombok kemudian lanjut ke Ibu Kota Pulau Dewata.

No delay but on time...Saat tiba pagi itu di Bandara Sultan Muhammad Kaharuddin, meski lagi lima belas menit dari jadwal berangkat, ternyata saya adalah penumpang terakhir yang berjalan di landasan menuju pesawat. Lepas landas pukul 09.00 Wita.Estimasi waktu tempuh empat puluh menit dan akan mendarat di Bandara Lombok jam 09.40 Wita.

Hampir sebagian besar seat terisi penumpang. Dalam hati, harga tiket lumayan mahal sekitaran empat ratusan ribu, namun tidak menyurutkan animo masyarakat (Sumbawa) untuk memilih naik burung besi dibanding kuda darat..hehe. Maksudnya transportasi darat, pilihan ada bus damri atau angkutan travel dengan harga tiket kurang lebih seratus ribu sampai seratus lima puluh ribu sekali jalan. Selisih 250 ribu apalah artinya bila membandingkan lama tempuh 6 enam jam dibanding 0,5 jam. Kadang nilai waktu (plus kenyamanan) memang  ngga bisa dinilai dengan uang.

Dari jendela di luar nampak cuaca cerah. Awan putih menghiasi angkasa.Saya duduk di kursi deretan depan, nomor tiga. Berhadapan dekat dengan Mba Pramugari yang duduk di depan ruangan pilot. Itu Pramugari duduknya kadang menyilangkan kaki, ya Tuhan cobaan apa lagi nih...hehe. Masalahnya bukan pada si gadis muda kru pesawat itu tapi pada pikiran laki --laki saya yang berlari ke sana --kemari bak kuda liar. Burung boleh lewat di atas kepala, tapi jangan ijinkan dia bersarang di kepalamu. Itu nasihat yang selalu saya ingat jadi tameng pribadi. Segala sesuatu dimulai dari pikiran# Hey bro, what's in your mind..Let's  back be  pure# Ahsiappp!!:)

Saya masih sedikit ngantuk. Efek tadi malam lumayan lembur menyelesaikan yang mesti diselesaikan karena akan meninggalkan pekerjaan selama tiga hari sampai Sabtu balik ke Sumbawa. Plus tugas buat anak-anak dalam tim saya di kantor. Paling tidak saat training nanti, saya tidak banyak 'diganggu'  ini dan itu karena semua sudah didelegasi sebelum berangkat.

"Mas nya sudah menikah?" terdengar suara dari kursi dibelakang saya setelah sepuluh menit mengudara. Saya sedikit kaget. Suara pria,khas bariton dengan aksen sedikit serak

Saya kira pertanyaan itu ditujukan kepada saya. Saya melihat ke kursi belakang, ternyata buat teman pria yang duduk di samping nya. Saya tidak mengenal mereka. Sepertinya juga bukan salah satu atau salah dua dari nasabah saya di kantor yang biasanya kita bertegur sapa saat bertemu.  

"Belum Bang, saya masih fokus kerja. Belum kepikiran itu, ngga mau terganggu dulu," jawab pria berpenampilan kalem mengenakan kemeja kotak-kotak dengan celana blue jeans.

"Kenapa? Kan di Bandung ceweknya cantik --cantik," kejar pria yang tadi bertanya.

Sedikit hening.Tidak ada jawaban spontan dari yang ditanyakan. Bisa jadi laki-laki muda itu bingung mesti menjawab apa. Ataukah dia (malu) karena jawabannya akan didengar tidak hanya oleh yang bertanya. Tapi juga penumpang lain yang berjarak dekat dengan deret seat  mereka. Baik di sisi kiri atau sisi depan juga belakang. Entahlah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun