Diantara awan dan perahu, saat sepasang kaki Berjejak di atas pasir, Memandang ke atas lalu bertanya Ini langit punya siapa...
Melakukan perjalanan dinas ke Kabupaten Sumbawa Barat di Propinsi Nusa Tenggara Barat membuat saya akhirnya singgah di pantai ini. Ketika bertanya apa nama pantai ini, Irma gadis kecil berusia 9 tahun yang menyuguhkan pesanan kopi hitam menyebutnya Pantai Balat. Sang Ibu yang duduk terpisah di dipan kayu sambil bermain dengan adik lelaki dari gadis kecil itu, memandang sekilas ke arah saya.
Saya memesan lagi segelas pop mie dan si ibu menyuruh putrinya itu untuk merebus air. Sembari menunggu, saya memilih bersantai di tempat duduk terbuat dari kayu yang di letakkan di atas pasir di belakang rumah gadis kecil itu. Arahnya menghadap ke laut dibawah pohon.
Dokumen Pribadi
Air laut yang biru berpadu dengan perahu nelayan. Pasir pantai yang tidak terlalu hitam dan memanjang ke sisi timur. Warna pasir ini mengingatkan saya akan pasir di Pantai Double Six 66 di Seminyak Bali, yang dulu kala sore di Hari Minggu sering pergi bersama teman -- teman untuk bermain bola kaki. Hal yang menyenangkan bagi anak laki -- laki saat bermain bola di lapangan pasir sekalian berenang.
Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi
Di sisi barat pantai terdapat sebuah bukit, seakan sebagai pembatas pantai. Perahu nelayan berjejer menunggu pemiliknya untuk melaut. Rumah warga di pinggir pantai menghadap ke jalan aspal di depan pantai, namun halaman belakang rumah di rubah menjadi warung makan dan tempat duduk pengunjung pantai. Seperti tempat saya duduk menikmati angin sepoi - sepoi
Dokumen Pribadi
Memandang ke sisi timur, nampak jelas pengaruh abrasi. Ombak dan gelombang membuat garis pantai melebar ke darat dan hanya ada bangunan rumah rumah  tua yang sepertinya dulu adalah tempat peristirahatan. Di ujung sisi timur, nampak sebuah gunung.
Dokumen Pribadi
Angin sepoi sepoi di siang hari di tepi pantai ini membuat saya sedikit mengantuk. Irma Gadis kecil itu datang membawa makanan yang saya pesan. Sepuluh ribu rupiah untuk segelas kopi hitam dan satu cup pop mie. Hmm...murah juga.Â
"Saya kelas dua Om, "jawab gadis itu ketika saya tanyakan apa masih sekolah.Â
Kecil -- kecil dah di ajarin bisnis...(kata saya dalam hati). Sang Ibu mengucapkan terima kasih karena sudah berkunjung ke pantai. Dari beliau, saya tahu bila pantai ini biasanya ramai di hari minggu atau hari libur.
Dokumen Pribadi
Sebuah pantai yang indah , tentunya menjadi aset pariwisata. Tidak hanya  memenuhi kebutuhan akan ruang rekreasi bagi warga,  tapi juga mampu memberdayakan ekonomi masyarakat di sekitar obyek wisata bila dikelola dengan baik.