Sepakbola merupakan salah satu olahraga yang digemari banyak orang. Bahkan sampai saat ini, sepakbola dianggap sebagai olahraga yang paling populer di dunia. Pertandingan sepakbola juga kerap dilaksanakan, karena jumlah penontonnya yang banyak dan semakin bertambah.
   Sepakbola merupakan permainan yang terdiri dari dua tim, masing-masing tim terdiri dari sebelas pemain. Permainan ini terdiri dari dua babak, dan setiap babak selama 45 menit.
  Di Indonesia sendiri sepakbola mulai dimainkan sejak masa penjajahan Hindia Belanda, atau lebih tepatnya pada tahun 1914. Awalnya sepakbola hanya dimainkan oleh orang-orang Belanda di kota-kota besar saja, namun seiring berjalannya waktu sepakbola kemudian juga dimainkan oleh orang Indonesia dan menyebar pesat ke berbagai wilayah di Nusantara.
  Persatuan sepakbola di Indonesia dinamakan PSSI ( Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia ). PSSI dibentuk pada 19 April 1930, di Yogyakarta dan diketuai oleh Soeratin Sosrosoegondo. Latar belakang lahirnya PSSI disebabkan oleh kepentingan politik bangsa dan sebagai bentuk strategi untuk menentang penjajah dengan memupuk benih nasionalisme kepada para pemuda Indonesia.
  Setelah Indonesia merdeka, PSSI secara resmi mengadakan kompetisi pada tahun 1951 yang diberi nama Kejuaraan Nasional (Kejurnas) PSSI, yang sekarang ini kita kenal dengan Liga 1 yang diselenggarakan oleh PT Liga Indonesia Baru sejak 2017.
  Seiring berjalannya waktu, PSSI akhirnya memperluas kompetisi dalam negeri, dengan menyelenggaraan LSI atau Liga Super Indonesia, mengadakan sejumlah kompetisi sepak bola kelompok dengan usia tertentu, serta kompetisi sepakbola wanita. Meski begitu, sejarah sepak bola di Indonesia belum dapat mengubah prestasi sepak bola di Indonesia menjadi lebih baik lagi. Hal ini dikarenakan pembinaan yang tidak beriringan dengan pengembangan organisasi dan kompetisi, sehingga mengakibatkan tim nasional Indonesia tidak bisa mencetak banyak prestasi terlebih setelah wafatnya Soeratin Sosrosoegondo.
   Dewasa ini, Timnas Indonesia terus berbenah diri dan menyadari banyaknya talenta berbakat. Agar diperoleh output yang sesuai dengan harapan dan keinginan, dibutuhkan eksekusi yang tepat. Sehingga PSSI mendatangkan mantan pelatih Timnas Korea Selatan, Shin Tae-Yong pada penghujung 2019.
  PSSI menilai pelatih kelahiran tahun 1970 itu memiliki komitmen dan kemauan yang kuat untuk membangun tim hebat yang nantinya bisa berbicara banyak di berbagai kompetisi internasional. Maka, dengan alasan itu PSSI lebih memilih untuk meneken kontrak dengan Shin Tae-Yong dibandingkan dengan Luis Milla yang dinilai tidak memiliki hasrat untuk mengharumkan nama Garuda Indonesia di kancah dunia.
   Kesuksesan Shin Tae-yong setelah bergabung dengan Timnas Indonesia tampak nyata. Berikut beberapa prestasi yang diraih Shin Tae-yong bersama Timnas Indonesia:
1. Lolos Piala Asia 2023
   Setelah 16 tahun lamanya semenjak tahun 2007, Timnas Indonesia akhirnya kembali ke Piala Asia. Pada tahun 2007 Timnas Indonesia menjadi tuan rumah Piala Asia bersama Vietnam, Malaysia, dan Thailand. Timnas Indonesia tidak boleh euforia berlebihan, karena tantangan yang sebenarnya ada di Piala Asia 2023, yang menurut jadwal berlangsung pada 16 Juni 2023 mendatang.
2. Timnas Indonesia Tampil Tajam di Kualifikasi Piala Asia 2023
   Taktik Shin Tae-Yong terbukti membuahkan hasil. Hal ini terbukti dari ketajaman lini serang Timnas Indonesia selama babak Kualifikasi Piala Asia 2023. Timnas Indonesia tercatat jadi tim kedua dengan jumlah gol terbanyak bersama Uzbekistan dan berada di bawah Palestina (10 gol).
3. Naik 20 Peringkat FIFA Kurang dari Satu tahun
  Berdasar update ranking FIFA terbaru per Juni 2022, Timnas Indonesia sudah berada di urutan ke-155 ranking dunia. Dimana sebelumnya posisi Timnas Indonesia di ranking FIFA berada di urutan ke-175 dunia per September 2021. Hal ini berarti Timnas Indonesia naik 20 peringkat selama kurang dari satu tahun.
4. Perunggu SEA Games 2021
   Kali ini di kategori usia 23 tahun. Timnas Indonesia berhasil membawa pulang medali perunggu usai taklukkan Timnas Malaysia U-23 melalui adu penalti dengan skor tipis 4-3.
5. Runner-up Piala AFF 2020
   Di final, Timnas Indonesia bersua dengan Timnas Thailand, rival abadinya di Asia Tenggara. Egy Maulana Vikri dan kawan-kawan hanya bisa bermain imbang 2-2. Padahal, di leg pertama Timnas Indonesia tertinggal 0-4 dari Thailand. Meski begitu Timnas Indonesia berhasil finish di posisi pertama unggul atas Vietnam.