Mohon tunggu...
D. Adnindya Amalia
D. Adnindya Amalia Mohon Tunggu... lifelong learner.

Saya adalah content writer yang juga alumni sebagai mahasiswa S1 Pendidikan IPS dan Profesi Pendidikan Guru IPS. Selain tertarik pada dunia kepenulisan, saya juga tertarik pada seni digital, dan editing foto video. Saya menuangkan gagasan dan minat saya juga dalam bentuk tulisan, terutama seputar musik, film/series, opini pribadi, kesehatan mental, dan isu-isu pendidikan. Menulis bagi saya bukan sekadar hobi, tetapi juga ruang ekspresi dan refleksi.

Selanjutnya

Tutup

Film

1 Kakak 7 Ponakan : Kisah Keluarga, Kekacauan, dan Kasih Sayang yang Tulus

13 Juli 2025   09:48 Diperbarui: 14 Juli 2025   08:58 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Scene Film 1 Kakak 7 Ponakan

"Apa jadinya jika seseorang yang belum siap membangun keluarga justru harus mengasuh tujuh anak dalam sekejap? Kacau? Pasti. Tapi di balik kekacauan itu, kadang tersimpan makna kehidupan yang paling dalam."

Itulah premis dari film 1 Kakak 7 Ponakan—sebuah drama komedi keluarga karya sutradara Rako Prijanto yang tayang di bioskop Indonesia pada 2024 dan akan rilis di Netflix pada Juli 2025. Menggabungkan tawa, tangis, dan realita hidup, film ini bukan sekadar hiburan, tapi juga refleksi bagi kita semua tentang arti menjadi bagian dari keluarga.

Film ini menampilkan Moko, seorang mahasiswa arsitektur yang diperankan oleh Chicco Kurniawan, sebagai tokoh utama. Hidupnya berubah drastis ketika tak hanya dua keponakan, tetapi tujuh anak—termasuk Woko (Fatih Unru), Nina (Freya JKT48), Ano (Ahmad Nadif), dan Ais (Kawai Labiba)—harus tinggal bersamanya setelah tragedi kehilangan kakak dan kakak iparnya.

Awalnya belum siap menjadi ayah tunggal dadakan, Moko harus menunda impian karier dan rencananya melanjutkan studi demi mengasuh dan membesarkan anak-anak tersebut. Konflik batin dan kekacauan kehidupan sehari-hari pun tak terhindarkan, namun lambat laun Moko menemukan makna baru tentang keluarga, cinta, dan tanggung jawab.

Sebagai penonton, saya memberikan rating 9.5/10 untuk film ini. Mengapa?

Karena film ini berhasil menyajikan keseimbangan yang pas antara komedi dan drama. Penonton diajak tertawa lewat kekacauan yang terjadi di rumah Moko—dari dapur yang berantakan, PR anak-anak yang tak selesai, hingga drama remaja yang bikin geleng-geleng kepala. Namun di balik tawa itu, ada lapisan emosi yang disampaikan dengan lembut: tentang kehilangan, pengorbanan, dan cinta yang tumbuh tanpa pamrih.

Chicco Kurniawan tampil mengesankan sebagai Moko. Ia mampu mengekspresikan kebingungan, stres, ketulusan, dan akhirnya kedewasaan yang berkembang seiring waktu. Relasi antar karakter juga terasa alami. Interaksi Moko dan para keponakan tidak terasa dibuat-buat—mereka saling menjengkelkan, saling menghibur, dan saling menyentuh hati.

Selain itu, hadirnya karakter Maurin (Amanda Rawles), sahabat sekaligus love interest bagi Moko, memberi sentuhan romansa yang manis tapi tidak berlebihan. Kehadirannya menunjukkan bahwa dalam masa-masa sulit, dukungan sosial sangat penting untuk tetap bertahan.

Pujian juga layak diberikan untuk naskah dan penyutradaraan. Dialog-dialog film ini terasa dekat dengan kehidupan kita. Banyak penonton akan merasa, “eh, ini kayak keluarga gue,” atau “kayaknya gue pernah ada di posisi itu.” Ini bukan cerita yang terlalu dramatis, melainkan sangat manusiawi.

Salah satu kekuatan utama 1 Kakak 7 Ponakan adalah kemampuannya menyentuh realitas banyak keluarga di Indonesia. Di negara yang menjunjung tinggi nilai kekeluargaan, peran seperti Moko bukanlah hal asing. Tak sedikit anak muda yang harus menggantikan posisi orang tua, menjadi penopang ekonomi keluarga, atau mengorbankan cita-citanya demi anggota keluarga lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun