Mohon tunggu...
D. Adnindya Amalia
D. Adnindya Amalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PPG Prajabatan UM

All we need is freedom. Be humble, be kind, be the ♡.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

World Mental Health Day

10 Oktober 2020   20:09 Diperbarui: 10 Oktober 2020   20:15 682
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seperti itulah kira-kira bagaimana isu kesehatan mental di Indonesia ini dianggap dan bagaimana orang membayangkan "sakit mental". So, "sehat mental" berarti sebatas "tidak gila" seperti yang terlihat pada Tony Blank. Even though, isu Schizophrenia hanya salah satu dari sekian banyak gangguan atau masalah mental yang dapat kita alami.

Kesehatan mental mencakup segala aspek, seperti pendidikan, hukum, perlindungan anak dan perempuan, kesehatan, sosial, budaya, politik, bahkan keamanan.

Anak berusia 4 tahun mengalami pelecehan seksual, kekerasan fisik, dan dihina hingga ia menjadi trauma. Kasus ini mencakup kesehatan mental di ranah klinis anak, perlindungan anak, dan hukum. Jika anak ini nantinya bersekolah, bukan nggak mungkin akan turut pula mempengaruhi  aspek pendidikan dan performa akademiknya. Lebih jauh lagi, di saat ia dewasa dan mulai menjalani hubungan romantis, ia akan mengalami kesulitan dalam menjalankan hubungan tersebut karena dibayangi masa lalu dan akhirnya muncul masalah terkait dengan menjalin hubungan romantis.

Remaja berusia 15 tahun merasa capek hati memikirkan akademik yang makin dirasa sulit, apalagi jika menjelang Ujian Nasional (UN). Ditambah lagi, ada masalah karena ia masih jomblo dan belum pernah pacaran, sementara baginya pacaran itu merupakan hal yang sangat penting. Kita, sebagai orang dewasa, cenderung menganggap bahwa urusan pacaran itu urusan kecil. Kita nggak peka, lupa,  dan terlalu cuek untuk menyadari bahwa bagi remaja, urusan akademik bisa kalah dibandingkan urusan pacaran. Terbayang dong bagaimana galaunya dia? Bisa saja dia menangis setiap hari karena memikirkan nilai di sekolah plus omelan dari guru dan orangtua yang membuatnya kesal karena terlalu menuntut, masih ditambah dengan urusan hati yang masih kosong melompong bahkan sampai ke gang-gang terkecil. Urusan pendidikan bermasalah, urusan hati dan perasaan juga bermasalah.

Orang dewasa berusia 30 tahun, berada di usia produktif bekerja, tiba-tiba merasa bahwa "Passionku nggak ada di sini, aku harus cari kerjaan lain yang sesuai dengan passionku.". Padahal, tuntutan hidup sedang di puncak tertinggi, biaya hidup semakin meningkat, ditambah dengan tuntutan pekerjaan yang stressful. Belum lagi, mencari pekerjaan tidak semudah membalikkan telapak tangan, sehingga mencari pekerjaan baru belum tentu akan langsung didapat. Ada lagi tuntutan dari orangtua supaya menikah. Menjalani hidup yang sudah berat pun dirasa semakin berat, membuat stress hingga nyaris depresi, dan berujung dengan performa kegiatan yang kacau.

There are many examples of problems in real life that have the potential to affect mental conditions.

 

Kecenderungan lainnya, kita menganggap bahwa "curhat" tentang masalah sehari-hari dan juga masaah berat, hingga "meminta bantuan" itu dianggap sepele, padahal sebenarnya very important. Ditambah lagi, "curhat kepada yang ahli" diangggap aib, padahal nggak semua masalah dapat diselesaikan dengan mudah. Ada kalanya kita membutuhkan ahli supaya kita mendapatkan bantuan dan masalah dapat segera diatasi, terutama masalah-masalah yang membutuhkan terapi dan semacamnya. Stigma yang dikhawatirkan dapat muncul dan akhirnya melekat kuat menjadi masalah yang ditakuti, hingga akhirnya melupakan bahwa seharusnya kita menyadari bahwa kesehatan mental itu maha penting.

So, masih mau menganggap kesehatan mental itu "not important"?


Don't forget to smile!

Let's be happy!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun