Calvin Verdonk yang dalam laga sebelumnya dicandangkan, akhirnya dimainkan, namun di posisi defender midfielder, tidak di posisi idealnya sebagai bek kiri. Â Â
Playmaker Thom Haye yang dalam pertandingan sebelumnya baru dimainkan di babak kedua, akhirnya dimainkan sebagai starter, namun tidak diduetkan dengan Joey Pellupessy di defender midfielder, akan tetapi lebih didorong ke depan sebagai attacking midfielder.
Di posisi sayap kanan, Kluivert lebih memilih Eliano Reijnders ketimbang Miliano Jonathans, sedangkan penempatan Ricky Kambuaya di sayap kiri sebenarnya sudah tepat, namun malam itu dia kurang optimal.
Di posisi striker, Kluivert juga lebih memilih Mauro Ziljstra yang masih minim pengalaman sebagai starter dan baru menurunkan Ole Romeny di babak kedua.
Kluivert terlalu berani bereksperimen dan berspekulasi dalam menentukan formasi dan memilih pemain di pertanding sepenting ini.
Pemilihan formasi dan penempatan pemain yang tidak sesuai dengan posisi idealnya berdampak pada kurang optimalnya permainan, baik secara individu maupun tim.
Selain faktor teknis, faktor non teknis dari kepemimpinan wasit dan Video Assistant Referee (VAR) juga menjadi penyebab kekalahan Timnas Indonesia.
Wasit Ma Ning asal China banyak mengeluarkan keputusan kontroversial yang sangat merugikan Indonesia, salah satunya adalah ketika pemain Irak Zaid Tahseen melakukan pelanggaran terhadap Kevin Diks di dalam kotak penalti dan memperoleh kartu kuning kedua, namun Ma Ning tidak memberikan hukuman tendangan penalti.
Kontroversi lainnya adalah tidak digunakannya VAR dalam pertandingan tersebut, meskipun terjadi banyak pelanggaran yang merugikan Indonesia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI