Dunia di tengah pandemi yang belum berakhir dikejutkan oleh operasi militer yang dilancarkan oleh Rusia ke wilayah Ukraina pada hari Kamis waktu setempat.
Hanya dalam waktu dua hari, perang Rusia-Ukraina itu telah menelan 198 korban jiwa, tiga diantaranya adalah anak-anak dan 1.115 korban luka, 33 diantaranya anak-anak yang tidak berdosa.
Apapun alasannya, perang adalah kejahatan kemanusiaan yang selalu merenggut korban masyarakat sipil dalam jumlah yang lebih banyak dari militer.Â
Banyak pihak, terutama negara-negara barat dan sekutunya yang mengutuk Presiden Rusia Vladimir Putin karena memerintahkan invasi tersebut.
Rasanya tidak adil jika kesalahan hanya ditujukan kepada Putin karena aksinya tersebut tentu bukan tanpa sebab. Presiden Ukraina Volodimir Zelensky harus ikut bertanggung jawab atas terjadinya invasi Rusia tersebut.
Sebagaimana diutarakan Putin dalam pidatonya, operasi militer ke Ukraina dilakukan untuk mempertahankan negerinya dari ancaman ekspansi NATO yang telah memindahkan infrastruktur militernya semakin dekat ke perbatasan Rusia.Â
Keinginan Zelensky untuk membawa negaranya bergabung dengan NATO, dianggap Putin sebagai ancaman bagi Rusia. Ukraina adalah tetangga terdekat Rusia yang sebelumnya merupakan sekutu Rusia, bahkan pernah bersama Rusia dalam kesatuan negara Uni Soviet.Â
Perang Rusia-Ukraina sesungguhnya adalah babak baru perang dingin antara Blok Barat yang terdiri dari Amerika Serikat dan sekutunya melawan Blok Timur yang terdiri dari Rusia dan sekutunya.Â
Ketegangan antara Rusia dengan negara-negara barat itu, jika tidak segera diredakan dapat memicu terjadinya konflik yang lebih luas yang bisa mengarah pada Perang Dunia III.Â
Oleh karenanya negara-negara lain semestinya dapat bersikap lebih obyektif dan berhati-hati dalam menyikapi agresi militer Rusia tersebut.Â
Negara-negara yang masih waras, seperti Indonesia, harus mendesak kedua belah pihak untuk mengakhiri perang dan duduk di meja perundingan.Â
Indonesia sebagai negara non-blok, tidak perlu ikut campur apalagi berpihak pada salah satu blok. Indonesia dapat berperan dengan merangkul dan mendamaikan kedua blok demi perdamaian dunia yang abadi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI