Yah, lagi-lagi aku butuh kopi pahit
Untuk melupakan harapan manis
Harapan manis yang sudah aku rakit
Roboh sudah secara tragis
Jangan tanya, hati sudah terkikis
Aku sudah lelah dengan cara menangis
Rasaku padamu terasa terkuras habis
Melihat dirimu yang masih belum beranjak dari kenangan yang menurutmu manis
Mengertilah.
Aku sudah menunggumu
Tapi kau masih asik dengan retorika masa lalu
Bangunlah
Sadarlah
Buka mata hatimu sebentar saja
Agar kau tau apa yang membuatmu resah?
Namamu yang tiada habisnya kusebut dalam doa
Aku tidak tau apakah ini akan sia-sia
Yang jelas,
Namamu selalu terukir didalam jiwa.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!