Mohon tunggu...
Adma Jayanti
Adma Jayanti Mohon Tunggu... Guru - Guru/Teacher

Teruslah menulis yang baik. Karena kamu tidak akan pernah tahu dari tulisanmu yang mana yang akan menyelamatkanmu di hari akhir nanti. Semoga menjadi amal jariyah.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menjadi Orang Tua yang Berhasil

27 November 2022   13:39 Diperbarui: 27 November 2022   14:14 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source image: https://unsplash.com/

Tanpa sekolah, mungkin kita hanya sebatas hati yang tak berpenghuni

Menerawang jauh tanpa arah dan tanpa tau apa arti kehidupan.

***

Ya. Begitulah perumpaan tentang sekolah.

Kita semua sangat mengerti pentingnya sekolah dalam hidup. Dan kita semua tahu bahwa sekolah adalah tempat di mana kita akan belajar, belajar dari ketidaktahuan menjadi pemahaman. Namun sering kali kita lupa bahwa anak-anak kita berada di sekolah hanyalah beberapa jam saja. Tidakkah kita sadar? 24 jam dalam sehari di hidupnya lebih banyak dihabiskan di rumah dan lingkungannya?

Mari kita berpikir sejenak. Anggap saja 8 jam anak berada di sekolah. Selebihnya, ada 16 jam dari sisa waktunya dalam sehari untuk lebih banyak belajar di luar sekolah. Lalu siapa yang akan mengajarinya selama 16 jam itu? Siapa yang paling sering dilihatnya untuk ditiru? Dan wajah siapa yang paling dikenalnya? Tentu jawabannya adalah orang tua.

Bagi seorang anak. Orang tua bukanlah sebatas manusia yang telah melahirkannya, menjaganya, merawatnya. Namun lebih dari itu. Bagi seorang anak, orang tua adalah sosok guru, perawat, dokter, bahkan super hero andalannya. Dari orang tualah sang anak lebih banyak belajar dan meniru. Karena orang tua adalah guru sesungguhnya bagi seorang anak.

Allah Ta’Ala pernah berfirman;

“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap ruh mereka (seraya berfirman) “Bukanlah aku ini Tuhanmu?” mereka menjawab “Betul (engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi “ (kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan “Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah (terhadap ke Esaan Tuhan)”. (QS. al-Araf: 176)

Ayat tersebut menjelaskan bahwa setiap ruh yang ditiupkan Allah ke dalam tubuh manusia saat di dalam kandungan telah memberi kesaksian dan memahami pernyataan Allah atas Tuhan manusia. Hati kita akan berkata mustahil jika  ruh-ruh yang tidak hidup dan tidak mengerti dapat memahami dengan jelas pernyataan Allah atas kekuasaannya.

Maka dari ayat tersebut kita dapat mengambil kesimpulan bahwa seorang anak telah berguru dari orang tuanya sedari kecil, bahkan saat ia masih di dalam kandungan.

Memang tidak salah jika orang tua berharap anaknya ketika disekolahkan akan tumbuh menjadi sosok yang beriman, berakhlak dan cerdas. Dan itu semua adalah harapan setiap orang tua. Tapi sering kali para orang tua lupa kalau sang anak adalah sosok “peniru paling hebat”.

Lalu bagaimana mungkin orang tua berharap anaknya tumbuh menjadi sosok “sempurna” di sekolah jika yang terlihat di rumah adalah “pemandangan yang memedihkan hati”?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun