Mohon tunggu...
Adlan Daie
Adlan Daie Mohon Tunggu... Analis Politik Sosial Keagamaan

Analis Politik Sosial Keagamaan

Selanjutnya

Tutup

Politik

H Dedi Wahidi dan PCNU Indramayu, Momentum Hari Santri 2025: Dari Pesantren ke Literasi Statistik BPS

12 Oktober 2025   12:26 Diperbarui: 12 Oktober 2025   12:26 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Boleh jadi di antara mereka yang miskin tersebut (236 ribu orang) mayoritas adalah warga NU Kab Indramayu yang dalam survey "Indekstart" tahun 2020, warga NU di Indramayu sebesar 71% dari total populasi muslim di Indramayu. Ini perlu dilakukan update survey lanjutan untuk mengukur cakupan data lebih mutakhir.

Di sinilah urgensi NU masuk ke ruang kesadaran baru di atas. Jika kolaborasi ini berjalan dalam kalender "Sensus Ekonomi" BPS tahun 2026, di mana PCNU Indramayu misalnya bisa menyumbang 50% saja dari 1000 orang tenaga sensus BPS maka :

Pertama, NU Indramayu akan memiliki kader kader muda yang "fresh", terdidik dan terlatih dalam standart kerja profesional BPS. Inilah aksesibilitas ruang kesadaran baru yang dibawa H. Dedi Wahidi ke dalam ekosistem sosial NU Indramayu.  

Dari titik "kick off" ini dapat dikembangkan kegiatan survey sosial keagamaan dalam mengartikulasikan isu isu sosial dalam konteks menguatkan spirit Hari Santri, yakni sprit "tawashut" doktrin NU dalam relasi negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Kedua, kekuatan literasi statistik akan memandu NU lebih "menukik" memahami prilaku konsumsi dan prilaku pemilih warga NU di level akar rumput secara terukur dan presisi berdasarkan kaidah kaidah standart sensus dan survey secara akuntabel. Ini prasyarat membentuk kematangan demokrasi.

Tanpa kekuatan ekosistem sosial sebagai penopang kematangan demokrasi, nyaris akan selamanya warga NU hanya akan menjadi "objek" dilindas manipulasi pencitraan politik yang hanya menghasilkan pemimpin "sinetron" yang "ngedabrus",  di bawah standart kualifikasi sebagai pemimpin.

Tanpa kematangan demokrasi sebagai prasyarat dalam konstruksi sosial, warga NU tidak akan memiliki daya "imun", mudah diframing manipulasi "hoax" dan kebohongan media sosial, mudah menjadi "korban" ideologi transnasional yang berpotensi menumbuhkan tindakan radikal destruktif yang merusak atas nama agama.

Itulah tanggung jawab NU sebagai ormas Islam mayoritas mutlak di Indramayu untuk menghubungkan intensitas relasi NU struktural' (pengurus) ke NU kultural (jamaah NU) dalam kohesi ideologis berbasis pemahaman mendalam tentang perilaku sosiologis warga NU di level akar rumput.  

Dalam perspektif dan spektrum di atas itulah maka relevansi  meletakkan spirit Hari Santri 2025 bagi PCNU Indramayu tidak sekedar dalam bentuk narasi narasi ideologis dengan slogan "NKRI Harga Mati"

Lebih dari itu, karena kebutuhan tantangan jaman - penting diperluas spektrum khidmat kebangsaannya pada kerja kerja advokasi pembelaan terhadap kelompok sosial termarjinalkan - yang notabene  adalah mayoritas warga NU.

Selamat Hari Santri Nasional (HSN) tahun 2025. Wassalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun