Jakarta --- Dalam menyikapi dinamika sosial dan meningkatnya aksi unjuk rasa di berbagai daerah, Pengasuh Pondok Pesantren Miftakhul Khair Curug, Tangerang, Banten, KH Hafidz Gunawan, mengajak seluruh elemen masyarakat untuk tetap menjaga ketenangan, menghindari kekerasan, dan sepenuhnya mempercayakan penanganan situasi kepada aparat kepolisian.
Dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (tanggal disesuaikan), Kiai Hafidz menekankan pentingnya kepercayaan publik terhadap Polri sebagai institusi penegak hukum dan penjaga ketertiban. Ia menilai, dalam kondisi yang penuh dengan potensi provokasi dan informasi simpang siur, kedewasaan masyarakat dalam bersikap sangat menentukan keberlangsungan keamanan nasional.
"Percayakan sepenuhnya penanganan situasi ini kepada aparat kepolisian. Mereka bertugas untuk menjaga kita semua. Mari jangan mudah terprovokasi, karena perpecahan hanya akan menguntungkan pihak-pihak yang ingin memecah belah bangsa," ungkap KH Hafidz.
Beliau menyoroti bahwa kebebasan menyampaikan aspirasi merupakan hak asasi yang dijamin oleh undang-undang, namun harus dilakukan dalam koridor hukum, dengan menjunjung tinggi nilai-nilai damai dan kesantunan. Tindakan anarkis, perusakan fasilitas umum, hingga bentrokan di lapangan justru menjadi jalan pintas yang membahayakan persatuan dan menyakiti banyak pihak.
"Kita semua memiliki hak untuk menyampaikan aspirasi, tetapi jangan sampai hak itu disalahgunakan menjadi tindakan yang justru merusak fasilitas umum, memecah persatuan, dan merugikan orang banyak," ujarnya tegas.
KH Hafidz juga mengingatkan bahwa kekerasan bukanlah solusi. Dalam tradisi bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan persaudaraan, solusi terbaik dalam menghadapi masalah adalah melalui dialog, musyawarah, dan pendekatan yang bijaksana.
Ia menegaskan bahwa kedamaian dan keamanan adalah fondasi utama bagi keberlangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Bila keamanan terganggu, maka semua sektor---pendidikan, ekonomi, dan kehidupan sosial---ikut terdampak. Untuk itu, masyarakat diminta untuk bersabar, menahan diri, dan tidak mudah terbawa arus emosi yang mengarah pada kekacauan.
"Bangsa ini harus kembali pada jati dirinya sebagai bangsa yang santun, damai, dan menjunjung tinggi persaudaraan. Jangan biarkan emosi sesaat merusak masa depan kita bersama," imbuhnya.
Lebih jauh, KH Hafidz mengajak seluruh tokoh agama, guru, para santri, dan wali santri untuk menguatkan edukasi dan kesadaran di tengah masyarakat. Ia mendorong agar nilai-nilai persatuan, akhlak mulia, dan semangat menjaga keutuhan bangsa terus digaungkan di berbagai forum keagamaan dan pendidikan.
"Dengan mengedepankan akhlak santun, kesabaran, dan rasa persaudaraan, kita bisa melewati ujian ini. Saatnya seluruh elemen bangsa bersatu menjaga harmoni dan memastikan Indonesia tetap aman, damai, dan bermartabat," tutupnya.