Malang, 28 April -- 1 Mei 2025 - Selama empat hari tiga malam, SMA Surya Buana Malang kembali menggelar program kerja tahunan wajib Diklat Gabungan PMR dan Pramuka, yang tahun ini mengusung tema "Unyielding Spirit, Unbreakable Will". Kegiatan ini diikuti oleh seluruh siswa kelas X dan siswa mutasi kelas XI sebagai peserta, serta seluruh siswa kelas XI sebagai panitia, yang mengakomodir setiap rangkaian acara dari awal hingga akhir. Diklat ini menjadi momen penting bagi para siswa, bukan hanya untuk pelantikan anggota baru PMR Wira dan Pramuka Penegak Bantara, tetapi juga sebagai ajang pembentukan karakter, jiwa kepemimpinan, semangat kebersamaan, dan penanaman nilai-nilai luhur melalui implementasi Tri Bakti PMR, Tri Satya, dan Dasa Darma Pramuka.
Kegiatan dimulai pada 28 April 2025, dibuka dengan upacara dan pendirian tenda. Hari pertama diisi dengan kegiatan PMR yang mencakup materi seperti Gerakan Kepalangmerahan, Pertolongan Pertama, Siaga Bencana, dan Kesehatan Remaja. Di malam hari, peserta menikmati makrab (malam keakraban) dan menjalani tantangan seru pencarian badge PMR berdasarkan petunjuk yang diberikan panitia.
Hari kedua hingga keempat diisi dengan materi kepramukaan. Kegiatan dimulai dengan dinamika sangga, pelatihan baris-berbaris (PBB), pionering dengan proyek membuat garuda, serta materi tentang organisasi dan kepemimpinan. Para peserta juga menempuh 10 TKK (Tanda Kecakapan Khusus) seperti memasak, menjahit, jelajah alam, hingga membuat sistem keamanan lingkungan, dll.
Setiap malam, suasana keakraban dibangun melalui makrab dan api unggun. Para alumni juga turut hadir memberikan semangat dan cerita inspiratif kepada adik-adiknya. Salah satu momen paling ditunggu adalah pencarian badge Bantara yang dilakukan menjelang subuh, sebuah ujian mental dan fisik yang tak akan terlupakan.
Pada tanggal 1 Mei 2025, kegiatan ditutup dengan upacara pelantikan Bantara yang dipimpin langsung oleh Kepala Sekolah, Bapak Ahmad Zain Fuad. Dalam suasana yang khidmat, peserta menerima penyiraman air bunga, badge Bantara, dan sertifikat pelantikan sebagai simbol pencapaian dan kesiapan untuk mengemban tanggung jawab sebagai Penegak.
Setelah pelantikan, peserta dan panitia bersama-sama membongkar tenda, membersihkan area, dan mengikuti evaluasi kegiatan. Meski lelah, seluruh peserta merasa bangga telah melalui serangkaian tantangan yang memupuk kedisiplinan, solidaritas, dan kepedulian sosial.
Diklat ini bukan sekadar kegiatan untuk menggugurkan kewajiban. Ia menjadi wadah untuk menempa siswa menjadi pribadi yang tangguh, peduli, dan bertanggung jawab. Di tengah tantangan dan lelah, para peserta belajar bahwa dalam hidup, tidak ada pencapaian tanpa perjuangan.
Dengan semangat "Unyielding Spirit, Unbreakable Will", mereka telah membuktikan bahwa tekad dan kerja sama mampu membawa perubahan nyata, tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk lingkungan sekitar.